Cerpelai di Musim Dingin
Oleh: Ika Yuni Purnama
Ia kecil dan bernama Mink
Salamander, udang, dan tikus adalah cemilan waktu senggangnya
Setelah memangsa kelinci
Mink adalah seekor betina yang ramping dan jatmika, walau berburu mangsa hingga liangnya
Cantik dan suka berkelana sepanjang musim di tiap belahan dunia
Namun tak mampu hingga ke Antartika apalagi melewati Wallace
Musim panas selalu membuat bulunya merona kecoklatan
Bulumu cantik dan bena hiasan sosialita
Mink, mengapa kau memutih di musim salju
Sementara para sosialita mencarimu
Untuk menutup leher jenjang yang beku
Tak punya sepatah kata untuk sekedar menyapa
Mink, apa kau sehat?
Jakarta, 23072021.14.00 WIB
Selamat Malam Malaikat Kecilku
Oleh: Ika Yuni Purnama
Malam telah menantimu
Wajahmu membulat
Bulu mata perlahan merapat jatuh di pipimu
Kupandangi tidurmu
Kidungku selalu membawamu terbang
Singgah di taman bunga
Bermainlah dengan kumbang dan kelinci
Mengitari pepohonan
Ada pohon tinggi di sana
Kau bisa panjat setiap rantingnya
Dan akan tiba di awan biru
Di atas langit jingga yang hamper gulita
Ada bulan dan bintang menunggu
Malaikat penjaga tersenyum menyambut
Menuntunmu kembali ke bumi
Menemani hingga terbit matahari
Membawakan doa dariNya
Selamat tidur malaikat kecilku
Jakarta, 27072021.16.24 WIB
Kenikmatan Hidupnya Telah Mati
Oleh: Ika Yuni Purnama
Meringkuk ia di sudut ruang gelap gulita
Berteman debu berselimut jaring laba-laba
Tubuhnya merekat ke dinding keras
Jiwanya diam dan beku
Tak ada yang manis dan pahit, hambar juga tiada
Tiada suara, apalagi kata
Namun ia masih ada
Meringkuk makin menyudut
Putus asa?
Mati rasa?
Raga di mana?
Jiwa ke mana?
Jakarta, 28072021.16.09 WIB
IkaYuni Purnama. Lahir di Yogyakarta, 26 Juni, Desainer Interior dan dosen Institut Kesenian Jakarta.Pemenang 10 besar puisi tanam rindu Global Youth 2020 judul Pucuk Merah. Alumnus ISI Yogyakarta, Pascasarjana UGM dan Pascasarjana UNNES.
Aktif menulis di kompasiana.com. WA: 0818755017 Email : ikayuni@senirupaikj.ac.id
IG : ikayunipurnama