Site icon TAJDID.ID

Puisi-puisi Faris Al Faisal

Faris Al Faisal.

Ilustrasi (net)

BLUES DI BUS MALAM

Perjalanan jadi sangat rahasia, kembara
Bagi pemudik
Rindu kepada kampung muasal
Pada tanah yang kekal
Siapkah hati ini,berjalan menuju pulang

Blues diputar, lampu dimatikan
Orangorang tenggelam dalam lamunan
Sunyi mendera dada
Laju bus bagai burung malam
Singgah ke banyak tempat, ke banyak peristiwa

Kota dan lampu yang tak pernah padam
Desa dan bau hutan yang basah
Adalah peralihan yang sempurna, bentuk
Urat dan nadi
Tersuruk di kelokan dan pertigaan

Malam pukul 02.30
Antara terjaga dan tertidur—kenyataan dan impian
Nyalak klakson dan naik turun gigi
Sehimpunriwayat ensiklopedia tersusun
Doa-doa menganga, menembus kabut rindu

Lagu masih merayap di antara senyap
Tiba-tiba seorang anak terbangun dan menangis
Harus ada yang membisikan,
Masih malam,ayo tidur lagi, nak!
Sepotong hati, bahagia

Tapi di ujung sana, sopir dan kernet tak boleh tidur
Menjaga perjalanan agar tak bergeser jalur
Bergegas mengantar impian
Terminal ke terminal, ke ujung rute perbatasan
Akhir perjalanan

 

Indramayu, 2019

 

Ilustrasi (net)

SEMACAM REGGAE

 

Ketahuilah, kita tak pernah padam sampai pagi
Ngopi, ngerokok, dan kongko
Menjumput hati di kaki meja dan kursi
Gelas berdenting semacam reggae
Bagi leher yang dijerat cinta

 

Tidak, tak boleh ada sedih dan rintih
Sekalipun kita tahu, betapa berat memendam rindu
Enyahkan ia ke laut
Yang berkarang batu dan berlumut
Yang terkadang membawa maut

 

Mari nyanyi dan berpuisi, bahagia di sini
Dengan cara sendiri
Sebab angin malam melambungkan mimpi
Kita meremas dada bulan
Tenggelam dan nyusu di sana

 

Tak perlu terburuburu untuk bertemu matahari
Biarkan luka lama kedap
Terbakar musim dan lariklarik hujan
Kita bersulang lagi, menyuling lagi janji
Setia di jalan ini

 

Indramayu, 2019

 

 

Ilustrasi (net)

IMPROVISASI HUJAN

 

Satu saat kaudatang
Tiba bagai improvisasi hujan

 

Yang melesat deras, basah
Mencurah

 

Tanpa ketukan, tanpa ucapan
Orkestra ganjil
Memainkan napas para pemburu
Hutan gemuruh
Padang rumput hijau
Aku rusa
Berlari di ujung lembing
Tapi aku tahu kau tak sedang memangsa

 

Hanya memuja pertemuan
Di mana rindu pernah membelenggu

 

Maka di bawah guguran hujan
Kubiarkan tubuhku membiru di peluknya

 

Indramayu, 2019

 

 

Ilustrasi (net)

PENYANYI DAN RANCANGAN GAUN

 

Setiap kali tubuh bergoyang, siapakah
Yang menyalakan api—pada mikrofon, lagu dangdut
Dan lampu panggung

 

setelah berdandan dan bedak
Gincu memainkan bibir, sawer! Sawer, bos!
Kebun dengan jalan meliuk
Singgah ke pinggul
Seekor belut menari di sana

 

Sawer lagi, bos! Biar digoyang lagi?
Malam dan keringat biduan
Bau seksi membakar nyala mata
Lirik makin asyik, sedikit berisik
Suara dan rayu, bercampur dengan musik

 

Apakah malam tak ada ujung
Suara tercium seperti perasan anggur merah
Tubuh yang dimabuk merdu lagu
Tergenang dalam cahaya
Bius kebahagiaan

 

Penyanyi dan rancangan gaun
Lelaki yang tiba-tiba murah hati dan mengejar
Ke sudut, ke belakang panggung
Tawaran dan janji
Mencium sisa-sisa parfum di ketiak

 

Ia kemudian hilang, ke panggung lain
Bergoyang lagi, ke mana kenangan
Tak pernah abadi, di hati

 

Indramayu, 2019

 

Ilustrasi (net)

PARTITUR

 

Tiba juga, kita menyusun not rindu
Pada partitur
Membaca tangga nada yang melambungkan

 

Di jantung ada getar, debar
Suara yang membasahi semenanjung
Yang terbaring di laut
Meraba dan merata ke seluruh dada
Kau dan aku masih seperti batu,
Bisu

 

Dan piano mengalir di sela kita
Menciptakan nada yang pernah akrab di telinga ini
Maka banjir segala ingatan

 

Indramayu, 2019

 


Faris Al Faisal lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Pada “World Poetry Day March 21” menuntaskan 1 Jam Baca Puisi Dunia di Gedung Kesenian Mama Soegra Dewan Kesenian Indramayu (2021). Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika dan mendapat Piala bergilir Anugerah RD. Dewi Sartika, Bandung (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tersiar pula puisi-puisinya di surat kabar Indonesia dan Malaysia. Buku puisi keduanya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018). Email ffarisalffaisal@gmail.com, Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris, IG @ffarisalffaisal, dan SMS/WA 0811-2007-934.

Exit mobile version