TAJDID.ID~Malang || Cendekiawan muslim, Azyumardi Azra mengatakan, gonjang-ganjing Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) menjadi salah satu pertanda buruk atau negative legacy dalam pemerintahan Jokowi.
“Seharusnya pada periode kedua, Jokowi bisa menguatkan positive legacy,” ujar mantan Rekor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini ketika tampil sebagai pembicara dalam acara Diskusi Publik bertemakan “Gonjang-Ganjing KPK: Analisis Kritis KPK dari Perspektif Politik dan Hukum” yang diadakan FISIP UMM, Kamis (16/6).
Diungkapkannya, kebebasan berekspresi semakin hilang belakangan ini. Selain itu terjadi sejumlah penangkapan beberapa tokoh yang vokal.
Ia mengatakan jika presiden Jokowi ingin menguatkan demokrasi, salah satu jalannya yakni membebaskan orang-orang yang mengkiritik. Menurutnya, Indonesia harus dibangun oleh kebebasan berekspresi, bebas menyampaikan kritik, bukan saja oleh orang-orang yang selalu setuju dengan pemerintah.
Baca Juga: Busyro Muqoddas: Ada Hubungan Timbal-balik antara Demokrasi dan Korupsi
Saat ini, kata Azyumardi, yang bisa dilakukan adalah menyalakan harapan, walaupun ia melihat tidak ada perubahan atau perbaikan pada KPK ini.
“Presiden Jokowi juga tidak merespon suara dari 75 guru besar yang mengkritisi kasus KPK. Saya juga tidak melihat KPK akan dipulihkan kekuatannya. Walaupun kondisinya pahit, ya biarkan saja. Sembari menunggu harapan baru pada tahun 2024,” sebutnya. (*)
Sumber: muhammadiyah.or.id