Site icon TAJDID.ID

Wisuda Program Tahfidz Qur’an MI Muhammadiyah 3 Kreatif Panyuran Cetak Anak Qurrota A’yun

TAJDID.ID~Tuban || Madrasah Ibtidiayah Muhammadiyah 3 Kreatif (MI Mutif) Panyuran menggelar wisuda kelas VI dan wisuda siswa-siswi program tahfidz di Wisata Pantai Kelapa Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Kamis (17/6/2021)

Ada pemandangan yang mengharukan, tidak hanya bagi orang tua juga bagi para tamu udangan yang hadir saat sesi wisuda tahfidz. Para siswa-siswi yang diwisuda menghampiri orang tuanya masing-masing untuk memasang mahkota di kepala.

Mahkota itu seakan pertanda bahwa siswa-siswi itu nantinya yang akan mengantar para orang tua ke surganya Allah.

“Saya bangga menjadi orang tua, terharu, bahagia bercampur jadi satu . Mengingat tidaklah mudah menghafal al~Qur’an.”ungkap Edi Utomo, salah satu orang tua yang anaknya turut wisuda tajfid.

Kepala MIM 3 Kreatif Panyuran, Chelmi Muchammad meminta para tamu undangan untuk memperhatikan protokol kesehatan. Mengingat perkembangan Covid masih belum menunjukkan perkembangan yang baik.

“Hari ini kita bergembira di Pantai Kelapa yang indah ini, dengan demikian semoga imun kita meningkat tapi tetap memperharikan protokol kesehatan.”tuturnya

“Acara pagi ini tidak hanya wisuda siswa-siswi kelas VI, tetapi juga wisuda tahfidz juz 29 san 30, jadi ada dua agenda.”imbuhnya.

Baca Juga: MI Muhammadiyah 3 Kreatif Panyuran Galang Bantuan Kemanusian untuk Palestina

Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tuban dalam sambutannya mengatakan dengan perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perubahan yang sangat cepat. Hal ini menjadi tantangan bagi orang tua yang ingin anak keturunannya menjadi qurrota a’yun.

“Mungkin di dalam shalat kita bermumajat agar anak kita menjadi qurrota a’yun, menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Pertanyaannya adalah. Siapakah kita mendidik anak-anak kita menjadi qurrota a’yun?”ujarnya

Di sisi lain kata dia orang tua punya kesibukan sehingga waktu untuk mendidik anak makin sedikit. Maka salah satu ikhtiar yang diambil oleh orang tua adalah dengan memasukkan mereka ke sekolah-sekolah yang diharapkan mampu mendidik anak-anaknya.

“Dan akhirnya ikhtiar yang dilakukan adalah, ditipkan di salah satu sekolah yang mana kedua hal itu (qurrat a’ayun dan pemimpin orang bertakwa) dibangun. Ibu bapak, di pergururan-perguruan Muhammadiyah dua hal itu sudah dikondisikan.”tuturnya

Agar anak menjadi qurrota a’yun, maka hal itu perlu pembiasaan. Pembiasaan tersbut kemungkinan tidak ditemukan di sekolah lain, tetapi di Sekolah-sekolah Muhammadiyah pembiasaan itu terus dibangun. Salah sataunya kata Gufron adalah di MI Muhammadiyah 3 Panyuran. (*)


Kontributor: Iwan A Gani

Exit mobile version