TAJDID.ID || Pendiri Media Kernel Indonesia, Ismail Fahmi mengatakan, foto yang diduga KH Ahmad Dahlan memakai celana pendek di atas lutut mengunjungi gereja Kolase Xaverius dan berpose dengan Romo Van Lith adalah hoaks.
Foto itu sempat diterbitkan sejumlah media online dengan caption KH Ahamad Dahlan ketemu Van Lith di gereja Kolase Xaverius dan kemudian ramai diperbincangkan di media sosial (facebook dan twitter).
Setelah melakukan pengecekan dengan reverse image di Yandex, Ismail Fahmi mengungkap bahwa sumber foto itu paling awal dari situs AsiaNews (19 Okt 2016), Indonesia Honours Fr van Lith, first Missionary in Java.
“Dalam artikel ini tidak disebut sama sekali dalam caption atau artikel nama KH Ahmad Dahlan dalam foto,” jelas Ismail Fahmi di akun twitter pribadinya @ismailfahmi , Senin (24/5).
“Tidak ada sumber yang valid yg menyatakan pria bercelana pendek di atas lutut itu adalah KH Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah, yg sedang mengunjungi gereja,” kata pendiri Drone Emprit ini.
Hoaks: Foto K.H. Ahmad Dahlan pakai celena pendek di atas lutut mengunjungi gereja temui Romo Van Lith.
Banyak beredar di Twitter spt di akun @SinthaS5, dan artikel2 Pikiran Rakyat, SuaraCom, foto ini dg caption KH AD ketemu Van Lith di gereja Kolase Xaverius, 8 Mei 2021.
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) May 23, 2021
Selanjutnya, kata Ismail Fahmi, media pikiran Rakyat merefer ke akun twitter Literasi Muhammadiyah (@tajdidmu) yang disebutkannya bukan akun resmi Muhammadiyah. Dan akhirnya cuitan itu sudah dihapus.
“Media PR merefer ke akun Twitter Literasi Muhammadiyah, yg bukan akun resmi Muhammadiyah, dan cuitan sudah dihapus,” tutur Ismail Fahmi.
Ismail menyimpulkan, bahwa foto Romo Van Lith dengan seorang pria bercelana pendek di depan Kolase itu valid, namun caption yang menyatakan pria di sampingnya tersebut KH Ahmad Dahlah adalah tidak benar dan misleading.
Karena itu, Ismail Fahmi meminta agar media Pikiran Rakyat dan Suara.com untuk menghapus tulisannya.
“Saya lihat sering media online kita langsung ambil bahan dari cuitan netizen di media sosial, dan ditampilkan apa adanya tanpa crosscheck dari sumber lain. Resikonya besar. Kalau isinya murni opini netizen tidak apa, tapi kalau faktual tapi salah, jadi misleading seperti ini,” tutup Ismail Fami memberikan catatan. (*)