TAJDID.ID~Medan || Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara, Dr Abdul Hakim Siagian SH MHum menduga adanya sejumlah isu kontroversial yang tiba-tiba nongol, salah satunya tentang pernyataan Parmadi Arya, sengaja dimunculkan karena kedodoran untuk menutupi isu Bipang Ambawang Kalimantan yang sangat menghebohkan publik.
“Sekalian juga patut dicurigai untuk menggiring opini publik agar tidak fokus menyoroti leluasanya WNA China masuk di tengah WNI dilarang mudik atau pulkam dengan kekuatan penuh aparat,” ujarnya, Senin (10/5).
Jadi, kata Abdul Hakim, atas nama Covid-19 berbagai mainan dipentaskan. Namun karena kejar tayang, sutradaranya jadi kedodoran.
“Sebutlah tentang pertumbuhan ekonomi yang menukik jatuh, padahal janjinya meroket keatas. Belum lagi soal besarnya hutang dan bunga yang jatuh tempo, kabar Free Port yang katanya sudah dibeli, tapi nyatanya apa?. Apalagi janji buy back Indosat ?,” sbebernya.
Selain itu, lanjut Abdul Hakim, yang lebih ngeri-ngeri sedap lagi adalah tentang isu lanjutkan periode, Abdul Hakim menilai elit masih menghitung-hitung untung rugi khusus tuk putra/putri mahkotanya.
Termasuk satu lagi tentang teroris biadab di Papua yang membunuh Jenderal, sampai sekarang belum jelas kelanjutannya.
“Karena merasa kewalahan, maka perlu ragam isu baru dimunculkan,” sebutnya.
Abdul Hakim menegaskan, bahwa tidak ada rekayasa yang sempurna, apalagi kejahatan. Menurutnya, tesis itu dpt menjadi rujukan untuk lebih cermat melihat dan merespon dari sutradara bipangisasi itu”,
tentu hrs juga mempersiapkan ragam alternatif dengan rujukan Pancasila serta patokan-patokan etik, adab, adat dan hukum sebagai reaksi.
“Oleh sebab itu, rakyat harus cerdas membaca dan mencermati semua itu. Strategi dan siyasah haruslah jadi tumpuan dan pijakan untuk menyikapinya,” tutupnya. (*)