Site icon TAJDID.ID

Puisi-puisi Riska Widiana (1)

Riska Widiana.

Ilustrasi. (net)

Belantara Dosa

 

Kukenang diriku yang sendu
Serupa sinar bintang redup di gelap malam
Aku adalah kabut yang mencari terang
Sebab dosa yang begitu kental
Melumuri seluruh tubuhku yang cela ini
Sungguh aku adalah orang paling pinggiran
Berharap surga dari Tuhan
Namun jiwa ini adalah belantara dosa
Namun rasa sesal begitu dalam dari pada palung samudra
Ke rumah Tuhan
Aku ingin membasuh tubuhku yang kotor
Meluruhkan cela-cela yang berbunga di tubuh ini
Oh tuhan adakah pengampunan
Bagi diriku yang busuk ini
Diriku yang kering perontang ini
Tanpa setitik pun putih di tubuh ini

 

Riau, 2021

Next (Hal 2)

Ilustrasi (net)

Menikmati Rindu

 

Mungkin saat ini
Kau terlalu kenyang menelan rindu yang rasanya terlalu pahit
Bahkan ingin memuntahkannya
Tidak mengapa
Muntahkan saja
Sebab tak ada yang melarangmu untuk membuangnya
Karena yang kau butuhkan bukan rasa kenang berkepanjangan
Tapi memenuhi perutmu dengan makanan-makanan yang nyata

 

Rindu hanyalah memakan tubuh
Seperti ulat memakan daun
Lepaskanlah
Ke dalam doa-doa
Masaklah rindumu di dapur Allah
Biarkan yang Maha kuasa
Menghidangkannya kepada seseorang yang tepat
Menemanimu untuk melahap rindu itu suatu saat

 

2021

Next (Hal 3)

Tuhan Berbisik Padamu

 

Lagi-lagi tuhan berbisik kepadamu
Lewat denyut nadi dan detak jantungmu
Lewat aliran darah panasmu
Lewat bahagia dan sedihmu
Berbicara padamu setiap detik
Tuhan tidak melukaimu
Kaulah yang menyakiti Tuhan
Tuhan tidak meninggakanmu
Kamulah yang menjauh dari-Nya
Tuhan tidak melupakanmu
Kamulah yang lengah mengingat-Nya
Tak ada yang luput dari Tuhan
Kaulah yang sering membuat jarak pada-Nya
Sebab seluruh milikmu
Adalah milik yang Maha Kuasa

 

Riau, 2021

 

Nenxt (Hal 4)

Ilustrasi (net)

Yang Paling Kita Cintai

 

Mungkin saat ini kita mempunyai harapan yang paling dicintai dalam hidup
Seperti sungai yang tidak pernah memutus jumlah airnya mengalir dalam tiap detik
Meskipun pasang surut
Sama saja laju arusnya tak pernah mati

Semua orang akan memiliki harapan sepanjang hayatnya
Bahkan ketika tanah telah mengubur tubuh di kedalaman yang hening
Meski tak mampu dia wujudkan
Barangkali dari milyaran manusia-manusia lain
Akan mengambil harapan yang ditinggal oleh tuannya
Selama usia terus membelah waktu
Tak ada harapan yang mati dan beku
Sebab hidup adalah impian yang paling diharapkan
Untuk menuju tujuan
Dan harapan adalah usia panjang yang tak pernah terkubur

 

Riau, 2021

Next (Hal 5)

Ilustrasi (net)

Kenangan Lama

 

Kesunyiaan benar-benar mengurung tubuh kita
Di daratan yang hening
Menyegarkan aroma hujan
Dari masa lalu
Saat sepasang mata bersinar
Menyelami bahasa yang tak dapat diungkapan oleh kata
Meskipun sendiri
Bercerita pada hatiku
Melukai dan menyembuhkan diri sendiri
Tidak pernah menjadi masalah
Aku suka
Sebab hati sendiri tidak pernah pergi

 

Riau, 2021

Next (Hal 6)

Memetik Rida

 

Di jalan yang kering dan terkadang basah
Sepasang kaki melangkah ke arah panggilan nurani
Tempat paling suci bagi seluruh diri
Membentuk kepasrahan paling halus kepada Tuhan

Separuh malam
Tempat jembatan batin
Meniti mencari kedamaian
Pada bulan ramadan

Tak ada yang lebih hancur
Saat rida Tuhan tidak lagi bermukim dalam dada
Jalan-jalan menyerupai lorong gelap tanpa cahaya

Lekaslah beranjak menuju persinggahan
Tempat di mana ada sajadah serta sujud menerima tubuh yang kekeringan
Dari rida dan kasih Tuhan
Sebab Maha Kuasa tidak pernah menolak kedatangan setiap hamba
Meski bau amis dosa telah menyengat

Berkah ramadan
Membuka jalan kebaikan
Nyalakan iman dan taqwa
Di dadamu yang murung dan kelam
Seumpama bintang bersinar
Menerangi dalam jiwa yang mendung
Berharap kepada rida Tuhan tiada batas

 

Riau, 2021

 

Nama lengkap Riska widiana, alamat Riau, kabupaten Indragiri hilir. Kesibukan sekarang adalah mengajar. Dan menempuh pendidikan di pondok pesantren Daarul Rahman di Riau Inhil. Kelahiran 25 november 1997 mempunyai karya antologi yang berjudul DALAM KATA AKU MENCIPTA  di ruang karya dan antologi bersama ANALEKTA RASA di guepedia Dan sebuah novel solo yang berjudul singgasana cahaya di mi, raj grafika. Kini sedang bergabung kedalam komunitas kepenulisan yaitu [KEPUL] kelas puisi alit dan kelas menulis bagi pemula. Karyanya pernah termuat di tirastimes dan bmr fox.Jejaknya bisa diikuti di akun media sosial. Fb. Riska widiana dan mentari ig. Riskawidiana97
Exit mobile version