Site icon TAJDID.ID

Pandemi Belum Berakhir, Pemuda Muhammadiyah Bandung Kembali Gelar Program Pemuda Saling Bantu

TAJDID.ID~Bandung || Pandemik Covid 19 melanda hampir di seluruh Negara tidak terkecuali Indoneisa. Sudah setahun berlalu sejak pandemi COVID-19 melanda, namun hingga kini belum kunjung berakhir. Sebagai implikasinya, pemutusan kontrak kerja atau PHK terjadi di mana-mana. Sektor usaha pun belum sepenuhnya pulih.

Di tengah kegelisahan dampak pandemik ini, jiwa sosial saling bantu harus ditumbuhkan untuk saling bantu sesama.  Dalam rangka meningkatkan jiwa sosial saling bantu Pemuda Muhammadiyah Kota Bandung menggelar kegiatan Jum’at Berkah bertajuk Pemuda Saling Bantu (PSBB).

Kegiatan Pemuda Saling Bantu (PSBB) para Pemuda ini membagikan beras kepada masyarakat yang membutuhkan yaitu Sopir Angkot,Pemulung, Tukang Becak dan Petugas Kebersihan.

“Kegiatan ini merupakan sebagai wujud kepedulian dari Pemuda Muhamamdiyah Kota Bandung dalam dampak pandemik Covid 19 khususnya pada aspek Ketahanan Pangan,” ujar Cepi Aunilah, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Bandung.

Lebih lanjut dijelaskannya, kegiatan bagi-bagi beras ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksankan setiap Jumat. Sekarang sudah memasuki kegiatan yang kedua. Lokasi yang dijadikan tempat pembagian beras yaitu di Jl. Wastukencana, Jl. Merdeka, JL. Jawa, JL. Diponogoro dan Jl. Ibrahim Adjie.

“Jumlah beras yang dibagikan pada hari Jumat, 26 Feb 2021 ini 200 paket beras dengan berat 3 Kg,” kata Cepi.

Pemuda Muhammadiyah Kota Bandung berharap pandemik ini cepat berakhir agar dampak sosial kepada masyarakat bisa segera teratasi dan bisa hidup secara normal.  Seperti diketahui jumlah kasus positif di Kota Bandung setiap harinya bertambah terus sehingga kegiatan masyarakat dibatasi.

“Sekarang ini kita dalam posisi yang memerlukan toleransi yang cukup besar. Rasa tolong menolong yang kita harus munculkan pada semua orang yang ada disekitar kita,” sebutnya.

Cepi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut bergerak membantu sesama dengan bersedekah dan berwakaf, terlebih di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

“Dalam Pandemi ini  kesempatan besar untuk bergerak. Pandemi itu hikmahnya untuk bergerak, tidak untuk diam. Bagaimana hati ini bergerak, pikiran ini bergerak, nurani ini bergerak. Perasaan ini bergerak, lalu kemudian tidak akan bisa di bending lagi bagaimana tangan dan kaki ini bergerak,”  tutupnya. (*)

Exit mobile version