Site icon TAJDID.ID

Muhammadiyah Medan Ingatkan Pengusaha Jangan Paksa Karyawan Muslim Pakai Atribut Natal

Buya Rafdinal, Wakil Ketua PD Muhammadiyah Medan.

TAJDID.ID-Medan || Wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan Buya Rafdinal SSos MAP mengingatkan agar pengusaha non Muslim jangan menyuruh atau memaksa karyawan/pegawai muslim untuk memakai atribut natal.

“Ya kita berharap para pengusaha non-muslim supaya tidak mengeluarkan kebijakan yang menyuruh atau memaksa karyawan atau pegawainya untuk memakai atribut Natal, apalagi harus ikut kegiatan natalan dengan dalih toleransi atau apapun namanya,” ujar Rafdinal kepada TAJDID.ID di Medan, Senin (21/12/2020)

Kemudian, Buya Rafdinal juga menghimbau kepada instansi atau lembaga yang merayakan kegiatan natalan jangan juga melibatkan pegawai atau karyawan muslim untuk juga ikut kegiatan natalan dan memakai atribut natal.

Menurut Buya Rafdinal, bagi seorang muslim memgikuti kegiatan keagamaan agama di luar Islam termasuk natalan adalah ranah aqidah yang bisa menimbulkan kerusakan aqidah seorang muslim dan tentu hal ini sesuatu yang dilarang oleh Allah yang diyakini oleh ummat Islam.

“Toleransi beragama itu bukan berarti ikut merayakan dan mengikuti ajaran agama orang lain yang berbeda agama dengan kita. Tapi toleransi itu adalah sikap saling menghormati kebebasan orang lain untuk menjalankan ajaran agama yang diyakininya,” tegas Buya Rafdinal.

Ia juga meminta MUI dan FKUB untuk bisa memantau dan mengingatkan para pengusaha agar tidak melakukan hal ini kepada pegawai dan karyawan yang muslim, terkhusus di pusat keramaian dan pusat perbelanjaan.

Kepada pegawai/karyawan muslim yang bekerja di tempat usaha non muslim atau di instansi yang di pimpin oleh non muslim, Rafdinal mengingatkan,  jika ada pimpinan/pengusaha yang menyuruh anda untuk memakai atribut atau simbol Natal harus berani menolak dan punya sikap iatiqomah terhadap keyakinan agama yang dianut.

“Kalau ada pemaksaan dapat dilaporkan kepada MUI, FKUB atau Ormas Islam seperti Muhammadiyah,” ujarnya.

“Kita berharap kehidupan kita yang majemuk ini tetap bisa harmoni dalam keseharian dengan tidak mencampuradukkn ajaran agama kita masing masing,” imbuhnya. (*)

Exit mobile version