Site icon TAJDID.ID

Haedar Nashir: Merawat Kebersamaan dan Semangat Berbagi Kunci PTMA Maju

Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. (Foto: muhammadyah.or.id)

TAJDID.ID-Yogyakarta || Tidak dipungkiri, berlarut-larutnya penanganan pandemi di Indonesia mempengaruhi pengelolaan amal usaha Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di bidang pendidikan.

Kendati demikian, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tetap berkomitmen untuk tetap menghadirkan kualitas pendidikan terbaiknya. Untuk itu, semangat kebersamaan di antara jaringan PTM/PTMA diperlukan guna saling menopang satu dengan yang lainnya.

Terkait hal tersebut, di hadapan para pimpinan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan PTMA, Rabu (2/12) Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar skala prioritas pengelolaan dilakukan dengan kesabaran dan kebersamaan sembari berpedoman pada rekomendasi ahli epidemi.

“Muhammadiyah masih bisa berkembang besar utuh sebagai institusi itu karena digerakkan oleh para kader, anggota dan pimpinannya yang mengutamakan kebersamaan, musyawarah. Kemudian juga dalam menyelesaikan masalah, usaha-usaha menopang kebersamaan dan penguatan sistem itu menjadi sangat penting,” pesannya dikutip dari muhammadiyah.or.id

Dalam upaya itu, Haedar berpesan agar semua PTM/PTMA yang memiliki kualitas akreditasi lebih tinggi mau mendampingi PTM/PTMA berakreditasi lebih rendah hingga akreditasi mereka berubah lebih baik.

“Semangan berbagi kemajuan itu akan mengkapitalisasi semangat percepatan dari bawah ke tengah, tengah ke atas dan atas lebih lagi. Saya percaya PTM besar juga akan bertambah besar jika berbagi. Tapi tetap dengan semangat itu tangan di atas. Tidak membuat yang dibantu merasa bergantung,” imbuh Haedar.

Selain mendorong adanya kebersamaan, Haedar lebih jauh berpesan agar dilakukan penguatan jaringan baik ke dalam maupun ke luar. Termasuk penguatan akuntabilitas tata kelola keuangan.

Terakhir, Haedar berpesan agar pengelolaan akademik mengalami percepatan dan peningkatan fungsi PTM/PTMA sebagai penyedia SDM yang benar-benar ahli di bidangnya hingga mampu hadir sebagai profesional di tingkat global.

“Para rektor, pimpinan harus talent scouting SDM dan di-drill sehingga kemampuannya mencolok. Jika levelnya masih domestik, diberi kesempatan ke luar. Saya pikir ini kebutuhan Muhammadiyah di masa depan,” tutupnya. (*)

Exit mobile version