Site icon TAJDID.ID

Stigma Masyarakat Terhadap Muhammadiyah

Oleh: Fitri Fathia Firdausi


Menurut Wikipedia, Muhammadiyah adalah sebuah organisasi islam yang besar di Indonesia, yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijah 1330 H). Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan Muhammadiyah adalah untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH. Ahmad Dahlan dalam memurnikan ajaran islam yang pada saat itu masih dicampur-baurkan dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi, serta banyak dipengaruhi dengan hal-hal mistik, seperti, Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat.

Namun sampai saat ini, saat memasuki 107 tahun Persyarikatan Muhammadiyah berdiri, masih saja kita mendengar desas desus atau berita miring dan buruk tentang Muhammadiyah. Setelah banyak perjuangan dan usaha yang diberikan Muhammadiyah kepada masyarakat. Masih ada saja masyarakat yang memandang dan menganggap Muhammadiyah sebelah mata.

Untuk membuktikan dan mempelajari bagaimana perkembangan Muhammadiyah di lingkungan masyarakat, beberapa minggu lalu saya melakukan survei secara online dengan menyebarkan link kusieoner kepada para mahasiswa/i yang mengenyam pendidikan di kampus-Kampus Muhammadiyah, untuk menanyakan apakah para mahasiswa/i yang mengenyam pendidikan di Kampus Muhammadiyah semuanya berlatar belakang Muhammadiyah, bagaimana dengan stigma masyarakat tentang Muhammadiyah, bagaimana dengan pendidikan dan fasilitas yang diberikan, dan apakah setelah mengenyam pendidikan di Kampus Muhammadiyah, pengetahuan mereka tentang Muhammadiyah meningkat atau tidak.

 

Hasil Survei

Berdasarkan hasil survei yang saya lakukan selama seminggu di ITB Ahmad Dahlan Jakarta dan  Universitas Muhammadiyah Jakarta, dari 100 orang yang mengisi kuesioner, data menunjukkan bahwa 73% mahasiswa/i yang berkuliah di Kampus Muhammadiyah, bukan berlatar belakang Muhammadiyah. Hal tersebut menunjukkan bahwa, Muhammadiyah menerima siapa saja yang ingin mengenyam pendidikan di Kampus Muhammadiyah, tanpa memandang dari organisasi atau persyarikatan mana orang tersebut.

Kemuadia yang kedua, berdasarkan data, 60% masyarakat masih mempunyai pandangan buruk tentang Muhammadiyah. Ada 4 hal yang saya kutip dari pernyataan para mahasiswa/i.

Pertama, masyarakat menganggap bahwa Muhammadiyah merupakan aliran sesat, dan selalu mengajarkan hal-hal yang menyimpang dari agama.

Kedua, masyarakat menganggap bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang banyak aturan, dan organisasi yang kaku, yang hanya mengikuti apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada zaman dahulu, serta tidak mengikuti perkembangan zaman.

Ketiga, ditinjau dari masyarakat yang di daerah atau wilayah yang mayoritas masyarakat Muhammadiyah, memandang bahwa Muhammadiyah sangat memperhatikan masyarakatnya dalam berbagai bidang sosial, ekonomi, agama, pendidikan, dan sebagainya.

Keempat, masyarakat menganggap Muhammadiyah adalah organisasi yang meluruskan ajaran yang tak sesuai Al-Qur’an dan Hadist.

Lalu yang yang ketiga, berdasarkan data, 85% mahasiswa/i Muhammadiyah merasa puas dengan fasilitas dan pendidikan yang diberikan di Kampus Muhammadiyah. Fasilitas yang ada di Kampus Muhammadiyah sudah dipenuhi semua dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa/i-nya. Serta, pendidikan yang diajarkan oleh Kampus Muhammadiyah sangatlah rinci dan meluas, mereka merasa bangga dan senang, karena selain menambah ilmu dan wawasan, mereka juga disediakan organisasi di dalam kampus, yang mana diajarkan menjadi seseorang yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain dan masyarakat banyak.

Adapun yang keempat, berdasarkan data, 100% mengakui bahwa setelah mengenyam pendidikan di Kampus Muhammadiyah, pengetahuan mereka tentang Muhammadiyah naik drastis. Mereka sadar bahwa, apa yang selama ini mereka dengar tentang desas-desus atau berita buruk tentang Muhammadiyah, sangatlah tidak benar. Desas-desus yang beredar itu ada dikarenakan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Muhammadiyah, dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk meninjau kembali dan menyaring berita-berita yang tidak benar (hoax).

 

Cara Mengurangi Berita Hoaks

Dari hasil survei yang ada, telah disimpulkan bahwa, masih banyak masyarakat yang masih asing dengan Muhammadiyah dan menganggap bahwa Muhammadiyah adalah aliran atau ajaran sesat, serta mahasiswa/i yang mengenyam pendidikan di Kampus Muhammadiyah, merasa bahwa pengetahuan mereka tentang Muhammadiyah meningkat, serta merasa puas dengan fasilitas dan pendidikan yang diajarkan.

Ini bisa menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi para mahasiswa/i Muhammadiyah, dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut yang dimaksud adalah dengan menjelaskan secara baik-baik dan perlahan-lahan, kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu yang menganggap Muhammadiyah sebelah mata. Dan menjelaskan pengalaman serta ilmu yang para mahasiswa/i dapat selama mengenyam pendidikan di Kampus Muhammadiyah. Jika para mahasiswa/i melakukan hal tersebut, dapat membantu Muhammadiyah dalam membenarkan dan meluruskan ajaran serta tujuan Muhammadiyah yang sebenarnya kepada masyarakat. Dan mengurangi berita-berita buruk atau hoax yang beredar di masyarakat tentang Muhammadiyah.

Berita hoaks merupakan hal yang sangat sering kita dengar dan kita temukan di lingkungan sekitar. Hal ini juga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa kita tidak bisa begitu saja menerima suatu berita atau suatu informasi tanpa meninjau kembali, apakah hal tersebut benar atau tidak.

Seharusnya saat menerima informasi tersebut, kita harus mempelajari kembali atau bertanya kepada seseorang yang benar-benar paham atau kepada ahlinya. Bukan dengan menebak-nebak dan menyimpulkan semuanya sendiri, sehingga menjadi berburuk sangka, dan bertambah lagi berita yang tidak benar (hoaks).


Penulis adalah Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Exit mobile version