Oleh: Rika Febriyani
Perempuan merupakan seseorang yang pertama kali mengajarkan, mendidik, serta membentuk generasi penerus bangsa. Karena itu perempuan harus memiliki ilmu pengetahuan yang lebih, harus tetap mau belajar mencari ilmu supaya dapat berdiri tegak di depan dalam membangun generasi yang tangguh, yang kuat, dan taat beragama.
Menurut bahasa Sansekerta, kata perempuan berasal dari per + empu + an. Per yang memiliki arti makhluk, dan empu yang berarti mulia, tuan atau mahir. Dengan demikian, perempuan dimaknai sebagai makhluk yang memiliki kemuliaan atau kemampuan.
Perempuan saat ini masih dipandang sebelah mataoleh laki-laki. Alasan mereka memandang perempuan sebelah mata karena menurut mereka perempuan memiliki sifat yang lemah, kurang akan keberanian dalam berbagai hal.
Bahkan ada orang yang menilai bahwa perempuan kurang dipercaya untuk melakukan hal-hal yang bersangkutan dengan sesuatu yang tinggi. Misalnya, mereka tidak percaya perempuan menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Hal tersebut yang membuat perempuan tidak diberi kesempatan penuh untuk melakukan hal-hal yang mereka minati. Sikap tersebut juga membuat perempuan tidak percaya diri, padahal setiap perempuan memiliki kelebihan, kemampuan masing-masing yang bahkan mereka tidak memilikinya.
Bukan hanya dipandang sebelah mata saja, perempuan saat ini banyak yang menjadi korban pelecehan,bahkan pelakunya bisa dari orang terdekat kita.
Oleh karena itu, dengan dibentuknya ‘Aisyiyah bertujuan untuk menampung perempuan untuk diberi bekal, ilmu serta untuk penjagaan perempuan dari dunia luar.
Sejak Muhammadiyah terlahir, K.H Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan kaum perempuan. Pada awalnya, gerakan Aisyiyah didirikan karena banyaknya kriminalitas yang terjadi kepada perempuan, perempuan sering dijadikan sebagai korban kriminalitas.
Hal inilah yang menjadi pusat perhatian organisasi sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, ‘Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab 1335 H/19 Mei 1917 bertepatan dengan momen Isra Mi’raj Nabi Muhammad. ‘Aisyiyah merupakan organisasi persyarikatan Muhammadiyah yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah, serta berasaskan amar ma’ruf nahi munkar.
‘Aisyiyah bergerak pada pemberdayaan perempuan Muhammadiyah yang memiliki tujuan yang sama dengan Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan dengan latar belakang karena beliau sangat memperhatikan perempuan. Beliau ingin perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, memiliki ilmu pengetahuan serta ilmu agama yang bertujuan untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia serta berpendidikan.
K.H Ahmad Dahlan meminta agar perempuan juga belajar dan bersekolah layaknya laki-laki. K.H Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa kodrat laki-laki dengan perempuan itu setara. Seperti yang dijelaskan pada Al-Qur’an tentang kesetaraan hak perempuan dan laki-laki disebutkan salah satunya dalam Q.S An-Nisaa : 97 yang berbunyi;
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan padanya kehidupan yang baik.”
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa perempuan yang menuntut ilmu pun mendapatkan kehidupan yang baik, tidak ada larangan perempuan untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Perempuan juga berhak memiliki pengalaman dari berbagai bidang serta berhak mendapatkan perlindungan, berhak mendapatkan motivasi untuk menggapai cita-citanya.
Peranan Aisyiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua strategi, yang pertama melalui kegiatan berpolitik yaitu Muhammadiyah berorientasi pada kekuatan-kekuatan politik dalam tingkat kelembagaan negara,sedangkan yang kedua melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yaitu berorientasi pada pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Gerakan ‘Aisyiyah sejak awal berdiri diterima oleh masyarakat dengan sangat baik. Dengan seiring waktu gerakan ‘Aisyiyah berkembang serta memberi manfaat bagi kemajuan kaum perempuan. Sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, ‘Aisyiyah diharapkan mampu menunjukan komitmen serta kiprahnya untuk memajukan komitmen kehidupan masyarakat.
Ada beberapa program pemberdayaan perempuan yang dijalankan oleh Aisyiyah, diantaranya Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Aisyiyah sudah menjalankan badan usaha koperasi, pertanian, industri rumah tangga, pedagang kecil serta toko dibanyak wilayah, daerah, serta cabang-cabang Muhammadiyah.
Bidang pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam gerakan Aisyiyah. Aisyiyah mendirikan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan, hingga adanya Universitas Aisyiyah.
Dalam bidang pendidikan tidak hanya bergerak dalam formal saja, tetapi pendidikan non formal dan informal juga dikembangkan. Hal tersebut berguna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga terwujud perempuan muslim yang berakhlak mulia, tawakal, berguna bagi masyarakat serta mendapat ridha dari Allah SWT.
Dalam bidang kesehatan Aisyiyah mendirikan rumah sakit, rumah bersalin, badan kesehatan ibu dan anak, balai pengobatan dan pos yandu berjumlah 280 yang sudah tersebar di Indonesia.
Aisyiyah juga melakukan kampanye tentang perlindungan kesehatan reproduksi perempuan, penanggulangan HIV/AIDS dan HAPZA, penanggulangan penyakit berbahaya, dakwah sosial, serta kampanye lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
Dalam bidang keagamaan Aisyiyah menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan, saling berbagi ilmu agama untuk memperkuat kesadaran keagamaan masyarakat.
Perempuan adalah makhluk yang mulia. ‘Aisyiyah merupakan wadah yang cocok untuk perempuan di Indonesia, banyak sekali ilmu pengetahuan yang didapatkan, kita mendapatkan pengalaman-pengalaman dari berbagai kegiatan. Pengalaman itu berguna untuk kita sebagai pembelajaran kita untuk kedepannya supaya terus istiqomah dijalan Allah.
Kita sebagai perempuan juga tidak boleh putus asa dalam menuntut ilmu. Ilmu yang kita dapat juga harus diamalkan supaya mendapat keberkahan dari Allah SWT. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT serta terus bersemangat dalam menuntut ilmu. (*)
Penulis adalah Mahasiswi ITB Ahmad Dahlan Jakarta