• Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan
Rabu, Desember 6, 2023
TAJDID.ID
  • SAJIAN
  • LIPUTAN
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
    • Foto
    • Medsos
    • Pengumuman
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • Muktamar
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • IMM
      • IPM
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
    • Sejarah
    • Sains
    • Kesehatan
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Renungan
    • Syahdan
    • Kutipan
  • TULISAN
    • Pedoman
    • Ulasan
    • Percikan
    • Tilikan
    • Utasan
    • MahasiswaMu Menulis
  • RINGAN
    • Kiat
    • Celotehan
  • TONTONAN
    • TAJDID Channel
No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • LIPUTAN
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
    • Foto
    • Medsos
    • Pengumuman
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • Muktamar
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • IMM
      • IPM
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
    • Sejarah
    • Sains
    • Kesehatan
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Renungan
    • Syahdan
    • Kutipan
  • TULISAN
    • Pedoman
    • Ulasan
    • Percikan
    • Tilikan
    • Utasan
    • MahasiswaMu Menulis
  • RINGAN
    • Kiat
    • Celotehan
  • TONTONAN
    • TAJDID Channel
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Tapak Suci dan Spirit “Nasi Bungkus”

Yudha Kurniawan by Yudha Kurniawan
10 Oktober 2020
in Opini, Ortom, Tapak Suci
0
Tapak Suci dan Spirit “Nasi Bungkus”
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Oleh : Yudha Kurniawan

 

Dewasa ini frasa“nasi bungkus” menjadi istilah popular di media untuk mengejek kelompok lain yang berseberangan. Maka istilah “mahasiswa nasi bungkus, demonstran nasi bungkus, santri nasi bungkus, preman nasi bungkus, ormas nasi bungkus”, dan sebagainya yang berkonotasi mengejek kelompok lain sekedar mengejar bayaran dan seporsi makanan untuk melakukan aksi demonstrasi.

Dalam tulisan ringan ini sama sekali tidak akan membahas nasi bungkus dalam konteks negatif. Popularitas kata nasi bungkus karena hiruk-pikuknya dinamika politik, justru mengingatkan saya sebagai salah satu bagian keluarga besar Tapak Suci Putera Muhammadiyah dengan sejuta kenangan indah bersama menu sederhana ini.

Menu nasi bungkus yang begitu sederhana memang lekat dengan kegiatan kami para Anggota Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Mulai dari kegiatan buka bersama, long march, mabid, raker, maupun ujian kenaikan tingkat baik siswa, kader, bahkan pendekar, selalu hadir nasi bungkus sebagai pengganjal perut dan sumber tenaga kami, tak peduli di antara pesertanya ada pejabat, dokter, dosen,pengusaha, serta berbagai kelompok profesi mapan lainnya. Tentu saja pilihan kepada nasi bungkus selain murah juga sangat praktis sehingga cocok untuk kegiatan Tapak Suci yang mayoritas berbau lapangan.

Di balik kepraktisan yang ditawarkan oleh nasi bungkus, tentu saja dalam kegiatan lapangan yang memeras tenaga ada kenikmatan yang maksimal saat melahap menu ini. Seolah istirahat sesaat sambil makan nasi bungkus, yang biasanya dilakukan setelah sesi berjamaah sholat dapat memulihkan spirit kami untuk kembali siap mengikuti sederet agenda kegiatan yang telah dijadwalkan panitia.

Saya yakin para anggota Tapak Suci sangat merindukan saat bersama-sama menikmati nasi bungkus di berbagai acara/kegiatan perguruan. Menu sederhana nasi dengan lauk sepotong telur dadar, oseng-oseng tempe, bakmi, dan sambel dimakan di tengah hutan dengan didera rasa lelah, bagi kami bukan sekedar “makan siang biasa”. Nostalgia kami bukanlah sekedar nikmatnya makan nasi bungkus saat lapar banget di sela kegiatan yang melelahkan.

Namun saat ini, di usia kami yang sudah dewasaternyata kenangan bersama nasi bungkus sarat dengan pesan moral tuntunan hidup yang dapat kami petik pelajarannya.

Syukur Nikmat

Sudah lazimnya seorang anggota Tapak Suci adalah orang yang gemar kegiatan lapangan. Masih lekat dalam ingatanku, memakai seragam merah-merah, bersabuk kuning, menyandang tas ransel berisi jas hujan, sarung, alat tulis, seliter air minum, dan nasi bungkus, kami menempuh jalan berbatu di perbukitan kapur yang membujur di tepi Laut Selatan. Tiba waktu dhuhur kami diperintahkan sholat dengan menggelar mantel, beruntung ada telaga untuk sekedar wudhu (mungkin panitia sudah survey dulu??). Usai sholat kami membuka bekal, makan bersama nasi bungkus seharga 1000 perak (harga tahun 90an), rasanya tentu super nikmat bagi anak SMP yang sedang “semego”.

Seorang remaja itu disebut oleh orang Jawa sebagai “bocah semego”, artinya anak yang sedang rakus-rakusnya makan, dikasih nasi berapa banyakpun habis. Dengan nasi bungkus yang tentu porsinya tidak seberapa, seorang “bocah semego” sedang diajari memahami nikmatnya keterbatasan.

Kami sekarang jadi mengerti arti mensyukuri nikmat, betapapun keterbatasan yang dialami dalam kehidupan. Nasi bungkus telah mengajari kami, bahwa tidak setiap “keinginan” kita harus terpenuhi, karena sesungguhnya Allah SWT akan mencukupi semua yang kita “butuhkan”. Nasi bungkus telah mengajari kami untuk selalu bersyukur atas semua nikmat Allah SWT.

Sederhana

Nasi bungkus itu harganya murah, maka menjadi alternatif setiap panitia kegiatan Tapak Suci untuk penyediaan konsumsi. Harganya murah wong isinya juga sederhana, nasinya secukupnya saja, lauknya paling hebat telur sepotong, oseng-oseng tempe/tahu, dan bakmi. Untuk ukuran “bocah semego” pasti belum kenyang makan nasi bungkus, namun di sinilah pesan moralnya dapat kita petik. Ukuran porsi minimalis dalam nasi bungkus mendidik “bocah semego” menjadi tahu batas.

Di sinilah pelajaran hidup sederhana tertanam pada anak, dengan tahu batas maka kita pahami gaya hidup tidak boleh berlebihan. Maka setelah dewasa pilihan kami adalah hidup sederhana yang hikmahnya kita akan sehat pikiran dan sehat jasmani. Orang yang sederhana beban hidupnya lebih ringan karena tidak ngoyo, sehingga pikiran menjadi sehat dan tidak mudah gelap mata dalam mencari nafkah. Hidup sederhana akan sehat jasmaninya karena gaya hidup yang berlebihan riskan dengan ancaman penyakit degeneratif.

Semoga kita selalu arif dan mau belajar meskipun dari hal-hal kecil seperti “nasi bungkus”. Matur nuwun. (*)

Bantul, 7 Oktober 2020


Penulis adalah Ketua Umum Pimda 02 Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Bantul.

 

Tags: Nasi BungkusTapak Suci
Previous Post

Refleksi Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia

Next Post

Muhammadiyah dan NU Keberatan Disahkannya RUU Cipta Kerja

Related Posts

Atraksi Tapak Suci Santri Turut Meriahkan Tabligh Akbar dan Pengukuhan PCM-PCA Bumiayu 

Atraksi Tapak Suci Santri Turut Meriahkan Tabligh Akbar dan Pengukuhan PCM-PCA Bumiayu 

4 September 2023
Tapak Suci Ogan Ilir Gelar Jambore Se Sumatera Selatan

Tapak Suci Ogan Ilir Gelar Jambore Se Sumatera Selatan

26 Agustus 2023
Siap Rebut Kemenangan pada Kejurnas Tapak Suci, Pimwil Jawa Tengah Gelar Kejurwil Pelajar

Siap Rebut Kemenangan pada Kejurnas Tapak Suci, Pimwil Jawa Tengah Gelar Kejurwil Pelajar

23 Mei 2023
Bangun Militansi, Tapak Suci Santri MBS Bumiayu Latihan di Tengah Hujan Lebat

Bangun Militansi, Tapak Suci Santri MBS Bumiayu Latihan di Tengah Hujan Lebat

10 Februari 2023
Santri MBS Wanasari Brebes Persembahkan 10 Medali dari Ajang Kejurda Tapak Suci Tegal

Santri MBS Wanasari Brebes Persembahkan 10 Medali dari Ajang Kejurda Tapak Suci Tegal

30 Desember 2022
Tapak Suci UIN Raden Fatah Palembang Gelar Kejuaraan Rektor Cup Se-Sumatera

Tapak Suci UIN Raden Fatah Palembang Gelar Kejuaraan Rektor Cup Se-Sumatera

22 Desember 2022
Next Post
Muhammadiyah dan NU Keberatan Disahkannya RUU Cipta Kerja

Muhammadiyah dan NU Keberatan Disahkannya RUU Cipta Kerja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SOROTAN

  • Koleksi Kata-kata Mutiara tentang "Sujud"
    Koleksi Kata-kata Mutiara tentang "Sujud"
  • Psikologi dalam Perspektif Islam
    Psikologi dalam Perspektif Islam
  • Kraton Jogja Minta 57 Ribu Ton Emas yang Dijarah Inggris Dikembalikan
    Kraton Jogja Minta 57 Ribu Ton Emas yang Dijarah Inggris Dikembalikan
  • Muhammadiyah dalam Pemberdayaan Perempuan
    Muhammadiyah dalam Pemberdayaan Perempuan
  • Lirik Lagu "Mars 'Aisyiyah"
    Lirik Lagu "Mars 'Aisyiyah"

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KICAUAN

Kicauan Saya

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • SAJIAN
  • LIPUTAN
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
    • Foto
    • Medsos
    • Pengumuman
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
      • Muktamar
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • IMM
      • IPM
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
    • Sejarah
    • Sains
    • Kesehatan
  • Teladan
    • DUNIA
    • NASIONAL
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Renungan
    • Syahdan
    • Kutipan
  • TULISAN
    • Pedoman
    • Ulasan
    • Percikan
    • Tilikan
    • Utasan
    • MahasiswaMu Menulis
  • RINGAN
    • Kiat
    • Celotehan
  • TONTONAN
    • TAJDID Channel

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In