TAJDID.ID-Banda Aceh || Mantan Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah Aceh 2014-2018, Budi Ardiansyah, siap memimpin PW Pemuda Muhammadiyah Aceh apabila diberikan amanah dalam Musywil yang akan diselenggarakan pada tanggal 26 September ini.
“Kalau Allah berkehendak, saya siap mengemban amanah sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Aceh di periode mendatang” ungkap Budi kepada TAJDID.ID, Rabu (23/9).
Lebih lanjut ia menyatakan, apabila terpilih sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Aceh ia akan berusaha merapikan segala lini organisasi, memperkuat jejaring Pemuda Muhammadiyah di akar rumput, memperkuat kapasitas para kader, dan siap berkolaborasi dengan semua pihak serta memaksimalkan potensi para kader untuk berkontribusi dalam pembangunan politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya di Aceh.
“Seperti yang diamanatkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, dan para senior PW Pemuda Muhammadiyah Aceh sebelumnya,” ujar Budi.
BACA JUGA: Calon Formatur PWPM Aceh Silaturrahim ke Rumah Senior
Kegiatan ini merupakan agenda lanjutan Musywil di Kota Langsa, 8-11 November 2019 yang lalu setelah sebelumnya terjadi deadlock saat masuk ke proses pemilihan. Musywil ini akan menentukan formatur yang akan dipilih sebagai Ketua PW Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022.
Mekanisme pemilihan dilakukan secara daring, namun dipusatkan di masing-masing lokasi Pimpinan Daerah di 20 Kabupaten/Kota, kecuali Aceh Tenggara, Gayo Lues dan Aceh Barat Daya. Mekanisme ini pertama kali digunakan dalam Musywil Pemuda Muhammadiyah di Indonesia. Karena itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sebagai penyelenggara agenda lanjutan ini dituntut untuk dapat mempersiapkan sistem pemilihan dengan benar, bebas, adil dan transparan.
Menurut mantan ketua Panlih Musywil Langsa, Ihwan Zulmi, Musywil Pemuda Muhammadiyah Aceh kali ini diikuti oleh 350 peserta dari 20 Pimpinan Daerah dan puluhan Pimpinan Cabang, serta jumlah formatur berjumlah 37 orang.
Dijelaskannya, tiap peserta akan memilih 11 orang calon formatur. 11 formatur terpilih kemudian akan bermusyawarah untuk menentukan siapa Ketua Pemuda Muhammadiyah Aceh ke depannya.
Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi kepemudaan terbesar dan tertua Indonesia. Organisasi ini telah hadir di tahun 1932 sesuai dengan rekomendasi Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar.
Di Aceh, organisasi ini hadir sejak tahun 1960an dan para kadernya telah terbukti mampu memberikan warna dalam berbagai konstelasi politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya di Aceh. (*)
Liputan: Agusnaidi