TAJDID.ID || Konferensi online global tentang disabilitas dan Islam akan berlangsung pada 18 Agustus 2020. Konfrensi ini akan mempertemukan penyedia layanan, akademisi, cendekiawan Islam, dan individu yang hidup dengan disabilitas dari seluruh dunia untuk membahas tema, ‘Menuju Memahami Disabilitas dalam Islam.’
Rafia Haniff-Cleofas, salah satu penyelenggara konferensi mengatakan, tujuan konferensi ini adalah untuk memajukan pemahaman tentang Islam dan disabilitas, kebutuhan Muslim penyandang disabilitas dalam konteks Islam dan sosial, dan tanggung jawab komunitas Muslim untuk mendukung individu penyandang disabilitas.
“Konferensi ini diselenggarakan oleh DEEN Support Services. Kegiatan ini kita harapkan akan mendorong Muslim dengan disabilitas untuk mendokumentasikan pengalaman hidup mereka, karena penelitian tentang Muslim dengan disabilitas terbatas dan biasanya dilakukan dari sudut pandang non-disabilitas,” jelas Rafia Haniff-Cleofas, dikutip dari aboutislam.net.
DEEN Support Services adalah badan amal Kanada yang didirikan oleh Muslim penyandang disabilitas untuk memajukan inklusi komunitas dengan menyediakan layanan yang relevan secara budaya dan spiritual untuk keluarga dan individu yang hidup dengan disabilitas.
Lembaga ini melayani semua individu penyandang disabilitas tanpa memandang agama, bahasa dan budaya, dan menawarkan program singgah dan harian di Muneeba Centre, fasilitas pertama di Kanada.
DEEN Support Services telah menjadi suara terdepan di Amerika Utara tentang masalah disabilitas dan, menurut Haniff-Cleofas, organisasi tersebut sangat senang menjadi tuan rumah Konferensi Global tentang Disabilitas dan Islam yang pertama kalinya.
“Sejak meluncurkan ‘Laporan Menuju Umat Inklusif’ 13 tahun yang lalu, kami telah mengatakan, adalah penting bagi kepemimpinan Muslim menyadari bahwa Muslim penyandang disabilitas hadir di komunitas mereka dan ada kewajiban sosial serta spiritual pada mereka untuk memastikan bahwa Muslim penyandang disabilitas secara adil dan merata diikutsertakan dalam semua aspek masyarakat,” kata Rafia Haniff-Cleofas.
Rafia Haniff-Cleofas menuturkan, kegiatan ini adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan untuk waktu yang lama, tetapi biaya untuk menyatukan orang-orang dari berbagai negara dan mengadakan konferensi dengan semua akomodasi yang diperlukan jadi penghalang.
“Namun, salah satu hal baik yang muncul dari situasi COVID-19 adalah betapa mudahnya untuk terhubung secara virtual dengan orang-orang di seluruh dunia,” tambahnya.
Dikatakannya, selama Ramadan mereka mengadakan sejumlah webinar tentang Islam dan masalah disabilitas yang diterima dengan sangat baik.
“Itu memberi kami motivasi untuk maju dan merencanakan konferensi ini. ”
Rafia Haniff-Cleofas menjabat sebagai Manajer Program di DEEN Support Services. Ia telah aktif dalam gerakan hak disabilitas Kanada selama 25 tahun terakhir.
Dia berharap bahwa di antara hasil konferensi ini adalah publikasi Jurnal Tahunan DEEN tentang Disabilitas dan Islam dan peluncuran Jaringan Global DEEN tentang Disabilitas dan Islam dengan tujuan untuk melanjutkan dialog yang dimulai pada konferensi tersebut.
“Konferensi ini tidak dipungut biaya dan responnya bagus. Konferensi ini juga untuk non-Muslim, terutama mereka yang berinteraksi dengan Muslim penyandang disabilitas,” tambah Haniff-Cleofas.
Lewat konfrensi ini, kata Haniff-Cleofas, mereka ingin menumbuhkan pemahaman budaya yang lebih luas dan saling menghormati terkait penyertaan penyandang disabilitas melalui kemitraan strategis dan kolaborasi dengan Muslim dan non-Muslim.
Konfrensi ini akan menghadirkan pembicara dari Swedia, Nigeria, Uganda, AS, Kanada, Afrika Selatan, Qatar, Pakistan, dan Bangladesh.”
“Masha Allah, sangat senang melihat organisasi disabilitas internasional, lembaga Riset Islam, orang tua dari anak-anak penyandang disabilitas, dan cendekiawan Islam berkumpul untuk acara ini,” tutup Haniff-Cleofas. (*)