Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Medan 2020 dapat dipastikan tidak akan diikuti oleh pasangan calon (Paslon) perseorangan. Pasalnya, tidak ada satu pun Paslon perseorangan yang memenuhi syarat minimal dukungan untuk maju sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan.
Hingga akhir masa pendaftaran syarat minimal dukungan Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) perseorangan. Hanya dua Bapaslon yang datang yakni H. Azwir – Abdul Latif Khan dan Yudi Irsandi – Suyono. Namun keduanya belum memenuhi syarat minimal dukungan yang sudah ditetapkan KPU Kota Medan, yakni 104.954 dukungan yang tersebar di 11 kecamatan.
KPU Kota Medan juga telah melakukan pengecekan jumlah dukungan kedua bapaslon tersebut di aplikasi Sistem Informasi Pencalonan (Silon). Terdapat jumlah dukungan untuk Bapaslon H. Azwir – Abdul Latif Khan 948 dukungan atau 0,9% dan Bapaslon Yudi Irsandi – Suyono 140 dukungan atau 0,1% dari total syarat minimal yang ditetapkan. Sehingga dua bapaslon tersebut, selain belum memenuhi jumlah dukungan minimal, juga belum memiliki Form B.1.1-KWK Perseorangan yakni surat pernyataan Paslon yang memuat tabel dukungan serta belum memiliki form B.2-KWK Perseorangan yang memuat rekapitulasi jumlah dukungan dengan tidak terpenuhinya syarat minimal dukungan tersebut hingga waktu penutupan pendaftaran, maka Pilkada Medan 2020 tidak akan diikuti oleh calon dari jalur perseorangan.
Pilkada Kota Medan memiliki peluang untuk dimenangkan oleh calon perseorangan. Keadaan tersebut dapat dilihat dari jumlah partisipasi pemilih masyarakat kota Medan pada Pilkada Kota Medan tahun 2005-2010 berada diangka 54,07%, tahun 2010-2015 berada pada 38,03%, terendah tahun 2015-2020 tingkat partisipasi turun drastis yaitu berada diangka 26,88%.
Melihat persentase partisipasi seperti itu ada kepantasan para tokoh di Kota Medan berlomba lomba untuk mencari peluang menjadi calon wali kota melalui jalur perseorangan. Seorang Akademisi Fisip UMSU Shohibul Anshor Siregar, menilai banyak alasan yang membuat paslon jalur independen tidak memenuhi syarat pendaftaran. Selain tidak adanya tokoh populer, dan juga karena masyarakat tidak begitu paham tentang dukungan kepada calon perseorangan.
Kendala tidak adanya Paslon independen yang maju pada Pilkada Medan 2020 ini tentus cukup sulit dijelaskan. Tetapi dengan memperbandingan succse story tertentu calon perseorangan di Indonesia dan Sumut beberapa hal dapat dijadikan sebagai dugaan umum untuk kasus Kota Medan 2020.
Kemudian, makro politik yang terbangun dengan lingkungan pemahaman yang kurang memperkenalkan nilai demokrasi secara penuh tidak memberi peluang bagi calon perseorangan. Rakyat mungkin sudah memiliki keterpatrian pemahaman bahwa politik di Indonesia adalah transaksi.
Prediksi Figur Calon Walikota Medan dari Jalur Parpol
Setelah KPU Medan menetapkan pemilihan Paslon Kota Medan 2020 tanpa jalur perseorangan. Kini terdapat sejumlah nama diprediksi yang akan maju menjadi calon walikota Kota Medan 2020 itu dari jalur partai. Nama yang pertama sekali sering muncul ialah, Ikhwan Ritonga. Ikhwan Ritonga, kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Medan mengaku siap maju sebagai kandidat Calon Wali Kota Medan jika ditunjuk partai. Namun di tengah jalan, terdapat sejumlah keraguan ketika Boby Afif Nasution diterima oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan yang berlangsung di Kertanegara IV, Jakarta membicarakan soal pencalonan Bobby sebagai Wali Kota Medan.
Apakah Prabowo Subianto akan seratus persen mendukung Bobby karena mengingat Prabowo kini Menteri dan Jokowi merupakan Presiden yang dapat membuat mereka saling bertautan.
Namun hingga saat ini Partai Gerindra belum memutuskan siapa yang akan diusung. Selain Ikhwan Ritonga, figur kader Partai Gerindra untuk Calon Walikota Medan terdapat Aulia Rahman. Aulia Rahman merupakan anggota DPRD Kota Medan dari Dapil II Medan Utara (Medan Labuhan, Medan Deli, Medan Marelan dan Medan Belawan)
Selanjutnya ialah, Bobby Afif Nasution. Berlatar belakang pengusaha muda, dan memiliki figur perwakilan millennial Anak Medan. Bobby bukanlah kader partai tertentu–pantang menyerah ia terus menerus menjalin silaturahmi ke berbagai partai politik, organisasi masyarakat dan kepemudaan.
Terakhir ialah Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution. Akhyar Nasution digadang-gadangkan maju sebagai Calon Walikota Medan. Di media sosial, Akhyar terlihat populer terdapat laman Facebook, Akhyar didapuk sebagai Plt yang perhatian kepada pembangunan fisik dan pembangunan (sosial) keumatan. Dicontohkan netizen, Akhyar sangat perhatian kepada salah satu ormas islam (Kota Medan) terbesar di Indonesia.
Sebagai kader PDI – Perjuangan mudah mudahan beliau didukung seratus persen oleh partainya sebagai Calon Wali Kota Medan 2020. Rewind story bahwa pimpinan pusat punya keputusan mutlak terhadap siapakah calon kepada daerah tertentu yang akan mendapat mandat untuk berkompetisi.
Seandainya saja Dzulmi Eldin tak bermasalah dengan hukum, tentu nama-nama di atas tak mampu mengalahkan kepopuleran beliau. Ikhwan Ritonga, Bobby Afif Nasution, Aulia Rachman dan Akhyar Nasution akan lebih banyak mengeluarkan tenaga yang hanya khusus untuk menyaingi kepopuleran Dzulmi Eldin menjelang Pilwal. Adakah alasan yang membuat partisipasi politik masyarakat Kota Medan begitu rendah ketika Pilwal 2015-2020. Eldin digambarkan pada masa itu sudah pasti menang dan untuk apa dilawan kembali. Eldin menjadi populer berkat merangkul masyarakat di segala lapisan. (*)
Roni Jambak adalah Kontributor Koran CERDAS UMSU
Comments 1