Site icon TAJDID.ID

Paderi

Ribut-ribut tentang Kepahlawanan Imam Bonjol adalah gerakan politik anti Islam yang bersembunyi di balik isu HAM.

Umumnya sumber utama opini keributan seperti ini adalah Mangaraja Onggang Parlindungan yang bernama asli Alfred Siregar. Ia pernah menulis buku berjudul “Si Pongki Nangolngolan” tahun 1964. Belakangan ini menjadi sorotan publik karena buku itu diterbitkan kembali oleh sebuah organisasi besar yang sekaligus mendorong opini tentang bahaya pemikiran yang wajib diwaspadai oleh Indonesia terutama pemikiran ideologi transnasional Islam.

Ini berbalas baik dan saling menguatkan dengan usaha dunia internasional yang memusuhi Islam terutama sejak 911 yang di Indonesia diimplementasikan dengan anti terorisme, ekstrimisme dan sebagainya. Juga kerap dipadankan dengan anti khilafah.

Hari-hari belakangan ini misalnya ada trend dari pembela RUU HIP meneriakkan HTI sekadar mengambil celah membela komunis. Di balik opini ini terkandung maksud bhe jika orang Islam Indonesia benci PKI maka sebetulnya tak ada alasan karena HTI itu sama dengan PKI sebagai gerakan internasional pembebasan.

Mereka ingin mengagitasi agar orang tak begitu benci PKI dan memaafkan saja dosa-dosanya. Jadi ini sangat politis.

Christine Dobbin (2008) menegaskan Padri adalah ekspansi ekonomi yang meluas hingga ke wilayah utara dari Sumatera Barat.

Kita sendiri di Indonesia tak faham apa itu Paderi. Paderi itu istilah amat teknis yang tak difahami oleh orang awam dan rata-rata orang Indonesia, apa pun agamanya.

Paderi taklah diketahui orang sebagai istilah teknis dalam dunia Katholik, kecuali mereka para peneneliti agama.

Paderi itu julukan stigmatif kolonial. Kolonial mungkin benci Katholik lalu mengidentifikasi gerakan Imam Bonjol dengan mengambil nama dari pemimpin keagamaan Katholik, yakni Paderi. Inilah lucunya. Gerakan yang dituduh teror Islam dinamai dengan nama kebesaran Katholik.

Oleh beberapa orang ahli buku Arfred Siregar dianggap aneh dan tak dapat dijadikan referensi. Lance Castle sendiri pernah mengatakan kepada saya di UGM, bahwa jika ingin baca buku Alfred Siregar bawa dulu dia ke Psikiater untuk bisa memahami informasi apa yang bisa mincul dari seorang dengan status pasien psikiater.

Hamka tertarik dengan buku itu dan mengonfirmasi.

Tak hanya surat menyurat, tetapi forum debat berseri pun dilakukan. Alfred Siregar tidak dapat mempertahankan isi bukunya dan dalam setiap debat ia terus bertahan dengan argumen “sumber data berupa dokumen sudah terbakar”. Argumen terakhirnya adalah “buku ini adalah bahan cerita kepada cucu, bukan buku sejarah”.

Buku Tuanku Rao Antara Fakta dan Hayal (1974) adalah karya Hamka yang menjadi bantahan terhadap buku Alfred Siregar.

Dalam bagian akhir buku itu Alfred Siregar sebetulnya menyebut bahwa ia menebar sejumlah kebohongan di dalam bukunya.

Hanya beberapa yang dia jelaskan dan selebihnya dia anggap sebagai intellectual exercises bagi pembaca agar kritis.

Ayah Alfred Siregar adalah missionaris yang dipekerjakan oleh RMG Jerman sebagai guru. Ia berprearasi dan pernah beroleh award yang menunjukkan pengabdiannya untuk RMG.

Hamka sendiri bingung apa agama Alfred Siregar karena dalam banyak kesempatan mereka berbincang tak terlihat pemahaman maupun pengamalannya sebagai muslim.

Sedangkan ayahnya sendiri jelas Kristen yang tentu sangat faham apa yang dilakukan Nommensen di Toba, mengundang Belanda memerangi sehingga terjadi pembunuhan dan pembakaran besar-besaran. Tidak ada orang yang mendesak hal ini untuk diperkarakan.

Uli Kozok (Utusan Damai Di Kemelut Perang, 2011) dengan setia menerjemahkan korespondensi Nommensen dengan RMG di Jerman dan dengan penguasa kolonial Belanda.

Itulah yang menjadi buku yang menghebohkan tentang tangan berdarah missionaris Jerman di Tapanuli.

Jangan lupakan jejak Nomensen yang membawa pasukan Belanda menyerbu dan menaklukkan Tapanuli dengan melebih-lebihkan kejadian sebelumnya, yakni ekspansi ekonomi Imam Bonjol dengan menyebutnya sebagai teror agama dengan julukan yang sekaligus merendahkan Katholik dengan menyebutnya Paderi. (*)


Penulis dosen FISIP UMSU.

Exit mobile version