• Setup menu at Appearance » Menus and assign menu to Top Bar Navigation
Jumat, Juni 20, 2025
TAJDID.ID
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
        • KOKAM
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto
No Result
View All Result
tajdid.id
No Result
View All Result

Prof Hasyimsyah Nasution Ungkap 2 Alasan RUU HIP Wajib Ditolak

M. Risfan Sihaloho by M. Risfan Sihaloho
2020/06/16
in Muhammadiyah, Nasional
0
Prof Hasyimsyah Nasution Ungkap 2 Alasan RUU HIP Wajib Ditolak
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

TAJDID.ID-Medan | Ketua Pimpinan Wilayah Muhamammadiyah Sumatera Utara (PWM Sumut) Prof Dr Hasyimsyah Nasution  mengatakan, kontroversi Rancangan Undang-Undah Haluan Ideologi Pancasila (RUU KIH) adalah persoalan serius dan krusial karena menyangkut masa depan bangsa.

Demikian ditegaskannya ketika tampil sebagai pembicara kunci pada Kajian RUU HIP yang diselenggarakan secara virtual oleh Majelis Hukum dan HAM PW Muhammadiyah bekerjasama dengan Fakultas Hukum UMSU, Senin (15/6/2020).

Menurut Hasyimsyah, ada dua alasan mengapa persoalan ini jadi begitu penting bagi Muhammadiyah, sehingga memandang perlu memebentuk tim khusus untuk mengkajinya.

Pertama, alasan subjektif. Seperti diketahui, katanya, salahsatu keputusan Muktamar Muhammadiyah 2015 di Makasar menegaskan Indonesia adalah Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah. Dengan keputusan tersebut, Muhammadiyah punya pemikiran, bahwa posisi umat Islam terhadap NKRI sebenarnya sudah selesai ketika para pendiri Republik ini termasuk yang mewakili tokoh Islam diantaranya Ki Bagus Hadikusumo (Ketua HB Muhammadiyah) yang masuk dalam anggota BPUPKI maupun tokoh-tokoh Islam untuk lahirnya piagam Jakarta telah selesai bersepakat menjadikan Indonesia dalam konteks umat Islam sebagai kesepakatan.

“Melalui itu Muhammadiyah ingin bahwa kesepakatan nasional dimana tokoh-tokoh Islam itu sudah meletakan pondasi agar tetap menjadi patokan kita berbangsa dan bernegara termasuk dalam relasi Islam dan negara.

Ia juga menjelaskan, Muhammadiyah adalah gerakan Islam Dakwah Amar Ma’ruf Nahyi Munkar. Makruf itu artinya sesuatu yang sesuai dengan kebenaran dan dikenal. Sedangkan kebenaran itu adalah sesuatu yang mendasar, terpuji, baik secara krospondensi, koherensi dan pragmatis.

“Inilah yang diperjuangkan Muhammadiyah, selain tentunya teruji secara nash al-Qur’an dan as-Sunnah,” sebut Guru Besar Pemikiran Islam UIN Sumut ini.

Lebih lanjut ia menuturkan, perjalanan bangsa ini sudah melewati 76 tahun, dan ternyata sesuai dan oleh sejumlah pakar disebut sebagai sumbangsih umat Islam. Di dalam kandungan Pancasila, selain Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, ada dua sila yang menyinggung soal keadilan. Dan keadilan itu menurutnya identik dengan ajaran Islam.

“Karena itu memperjuangkan Pancasila seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 45 adalah bahagian yang tidak terpisah dari semangat perjuangan Muhammadiyah,” tegasnya.

Adapun alsan objektif RUU HIP wajib ditolak adalah untuk kepentingan bangsa ini secara menyeluruh.

Diungkapkannya, saat membaca naskah akademik RUU HIP ia melihat ada usaha secara sengaja untuk menggiring pendapat seseorang dan itu bisa dilihat menempatkan Ketuhanan yang Maha Esa pada sila yang ke lima. Sebenarnya, kata Hasyimsyah, Ketuhanan itu kalau diterjemahkan seperti yang disebut oleh inisiator RUU HIP itu bukan Ketuhanan, tetapi cuma sekedar kepercayaan (faith).

Dijelaskannya, kepercayaan yang ada pada masyarakat-masyarakat yang kita tahu di awal bangsa ini berdiri penegtahuan mereka mengenai agama masih sangat rendah. Dan kepercayaan itu sesungguhnya sesuatu yang tradisional yang sifatnya lokal.

Kalau itu dibiarkan, kata Hasyimsyah,  seperti yang dimuat dalam rancangan pasal 4 RUU HIP tentang Rasa Ketuhanan yang berkebudayaan, itu artinya menarik bangsa ini kepada kehidupan yang sangat terbatas dan dipengaruhi oleh kondisi suku-suku dan bangsa-bangsa. Diketahui bangsa ini terdiri dari suku-suku yang sangat majemuk. Takutnya nanti akan ada suku-susku tertentu mendominasi dan kepercayaan itulah yang sangat menonjol. Karena ada satu semangat di semua kepercayaan untuk menyampaikan kepercayaan itu kepada orang lain.

Maka istimasi saya, kalau ini dibiarkan itu berpotensi menimbulkan konflik yang luar biasa.Jadi kalau nanti ada 300 lebih suku dan kepercayaannya masing-masing maka yang muncul adalah etnosentrisme. Masing-masing orang akan menonjolkan kesukuannya, sehingga bangsa ini akan tercabik-cabik,” sebutnya.

Selain itu Hasyim juga melihat ada upaya-upaya yang sistematis untuk menggiring RUU HIP untuk diputuskan oleh 650 orang  saja. Menurutnya upaya ini sangat berbahaya, apalagi ada indikasi kuat ingin membangkitkan lagi paham komunis di republik ini.

Demi kepentingan bangsa kedepan yang sangat relijius, dimana habitat kemanusian Indonesia itu adalah beragama, maka Hasyimsyah menilai RUU HIP layak untuk ditolak.

“Karna Pancasila itu sudah final, tidak bisa direduksi falsafah negara itu dari Pancasila diturunkan dan dibatasi dengan adanya UU. Makna UU itu sebenarnya pembatasan yang berisi sangsi-sangsi, pada hal ideologi itu muncul dari kesadaran,” tegasnya . (*)

 

Tags: MuhammadiyahProf Dr Hasyimsyah NasutionTolak RUU HIP
Previous Post

Abdul Hakim Siagian: RUU HIP Wajib Ditolak Tanpa Kompromi Apapun

Next Post

Kopertais Bangga UMSU Masuk 50 PT Islam Terbaik Dunia

Related Posts

Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

Prof Irwan Akib: Ruh Keikhlasan Jadi Dasar Muhammadiyah Jalankan Amal Usaha

16 Juni 2025
113
Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Luncurkan Program “Karang Tangguh” di NTB

Gaungkan Ketahanan Iklim Dimulai dari Desa, Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Luncurkan Program “Karang Tangguh” di NTB

11 Juni 2025
105
Haedar Nasir Tanggapi Putusan MK Soal SD Swasta Gratis

Haedar Nasir Tanggapi Putusan MK Soal SD Swasta Gratis

4 Juni 2025
123
Fordek FH PTMA Dukung Otokritik dan Usulan Busyro Muqaddas

Fordek FH PTMA Dukung Otokritik dan Usulan Busyro Muqaddas

24 Mei 2025
130
Busyro Muqoddas Ungkap 3 Sektor Kelemahan Muhammadiyah: Harus Segera Direspon dengan Langkah Konkrit

Busyro Muqoddas Ungkap 3 Sektor Kelemahan Muhammadiyah: Harus Segera Direspon dengan Langkah Konkrit

23 Mei 2025
165
Ketum PP Muhammadiyah: Jadikan Ajaran Islam Motor untuk Majukan Negara Serumpun

Ketum PP Muhammadiyah: Jadikan Ajaran Islam Motor untuk Majukan Negara Serumpun

7 Mei 2025
116
Next Post
Kopertais Bangga UMSU Masuk 50 PT Islam Terbaik Dunia

Kopertais Bangga UMSU Masuk 50 PT Islam Terbaik Dunia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TERDEPAN

  • Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    Tiga Puisi Tentang Nabi Muhammad SAW Karya Taufiq Ismail

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • Said Didu Ingin Belajar kepada Risma Bagaimana Cara Melapor ke Polisi Biar Cepat Ditindaklanjuti

    42 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Din Syamsuddin: Kita Sedang Berhadapan dengan Kemungkaran yang Terorganisir

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Putuskan Sendiri Pembatalan Haji 2020, DPR Sebut Menag Tidak Tahu Undang-undang

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Kisah Dokter Ali Mohamed Zaki, Dipecat Usai Temukan Virus Corona

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Anjungan

  • Profil
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kirim Tulisan
  • Pasang Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Liputan
    • Internasional
    • Nasional
    • Daerah
      • Pemko Binjai
    • Pemilu
      • Pilkada
    • Teknologi
    • Olah Raga
    • Sains
  • Gagasan
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Gerakan
    • Muhammadiyah
      • PTM/A
      • AUM
      • LazisMu
      • MDMC
      • MCCC
    • ‘Aisyiyah
    • Ortom
      • IPM
      • IMM
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Muktamar 49
  • Kajian
    • Keislaman
    • Kebangsaan
    • Kemuhammadiyahan
  • Jambangan
    • Puisi
    • Cerpen
  • Tulisan
    • Pedoman
    • Tilikan
    • Ulasan
    • Percikan
    • MahasiswaMu Menulis
  • Syahdan
  • Ringan
    • Nukilan
    • Kiat
    • Celotehan
  • Jepretan
    • Foto

© 2019 TAJDID.ID ~ Media Pembaruan & Pencerahan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In