TAJDID.ID || Tokoh adat Angkola Selatan Tapanuli Selatan bangga dengan munculnya calon putra daerah yang bermarga Harahap untuk ikut dalam konstentasi politik pemilihan kepala daerah di Tapanuli Selatan tahun 2020 ini.
Demikian diungkapkan Drs H Tajuddin Harahap MPd, Pendiri organisasi Dewan Adat Raja Angkola Sipirok.
“Saat ini kekurangan tokoh dan mungkin tak berani tampil ikut sebagai calon karena mungkin biaya pilkada ini terlalu besar,” ujar Tokoh Marga Harahap yang bergelar Tongku Raja Batara Guru, Ahad (18/1/20).
Tapi pihaknya akan berupaya untuk mengawal pilkada Tapsel ini agar jauh dari politik uang, karena inilah yang merusak tatanan masyarakat dan demokrasi kita.
Untuk itu, para raja adat siap memberikan pemahaman kepada seluruh yang tinggal di desa di wilayah Tapsel.
“Jangan coba-coba mau dipengaruhi pilihan karena uang. Kita akan deklarasikan masyarakat adat anti politik uang nanti,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, kalau ditilik kembali sejarah awal Tapsel, tentu kawasan masyarakat adat Angkola adalah marga Harahap.
Namun, kata Tajuddin, dalam setiap even pilkada mereka selalu menjadi penonton dan dimanfaatkan oleh kekuatan politik dukung mendukung. Raja adat-adat ini hanya pelengkap penderita tak pernah didengar suaranya.
“Kita sangat kecewa dengan kondisi saat ini dengan situasi pembangunan dan hadirnya investor di daerah kami, tapi masyarakat tidak bisa apa-apa, pemerintah selalu berpihak ke pengusaha/swasta,” sebutnya.
Selain itu, tambahnya, banyak terlihat konflik tanah di Tapsel tak selesai.
Phaknya dulu pernah mengusulkan pembangunan Bagas Godang Tapanuli Selatan dan pemugaran Bagas Godang Luat – Luat wilayah adat,”
“Tapi sampai sekarang impian itu tak juga terwujud,” tukasnya.
Tajuddin menyesalkan, sejarah dan keberadaan suku Angkola hanya dimanfaatkan ketika ada keinginan mereka saja.
Dengan munculnya calon kepala daerah dari Luat Adat Harahap Hutaimbaru, Tajuddin berharap mudah-mudahan menjadi pendobrak keadaan untuk mulai memikirkan adat budaya di Tapsel.
“Saya mengenal dengan baik adik saya, kahanggi kami Dr Suheri Harahap MSi tak diragukan lagi rasa kepeduliannya untuk memajukan daerah kami ‘tano hatubuan’ tempat kelahirannya. Dia adalah tokoh muda dan akademisi yang memiliki rasa keterpanggilan untuk melihat kondisi yang runyam dan rapuh tentang pembangunan saat ini,” kata Tajuddin.
Diungkapkan Tajuddin, Suheri Harahap sering menyampaikan rasa keprihatinannya tentang menurunnya jumlah pemuda (naposo/nauli bulung) Tapsel yang tak sekolah, tak bisa kuliah, terlibat narkoba, judi, miras.
Dan yang lebih menyedihkan, hukum-hukum adat dan seluruh ajaran yang tertuang dalam adat budaya Angkola sudah mulai hilang.
Persoalan lain yg membuat miris adalah pendidikan karakter (adat) tidak masuk kurikulum sekolah di Tapsel, padahal dulu ada pelajaran bahasa daerah.
Mau dibawa kemana Tapsel kalau cuma bisa bangun jalan, tapi lupa membangun karakter generasinya,” sebutnya.
Lalu, tentang masyarakat Tapsel yang mayoritas petani juga perlu jadi perhatian serius. Dulu Tapsel swasembada, tapi sekarang kesulitan demi kesulitan terus dirasakan masyarakat dengan kondisi harga salak, karet, aren, kemiri, beras, kopi.
“Meraka adalah petani yang perlu diperhatikan, karena banyak yang miskin dan tak mampu lagi membuat anaknya sarjana,” ujarnya.
Berangkat dari fakta-fakta tersebut, Tajuddin mengajak barisan kahanggi (semarga) untuk bersatu dan kompak mendukung Suheri Harahap.
“Ayo kita kampanyekan saudara kita agar kita kuat dan maju. Hita do sonnari, hita do accogot, hita do haduan, anggo inda hita ise dope,” tambahnya.
Tajuddin percaya ada saatnya masyarakat sudah tak lagi mau diberi janji-janji, tapi ini saatnya marga Harahap maju.
“Tapsel ini akan kembali jaya kalau kita mau mengenang perjuangan Alm. Marahalim Harahap dan Alm. Raja Inal Siregar (Tokoh Marsipature Hutana Be,), insya Allah para tokoh-tokoh adat bisa saling bekerjasama.
“Akkon songon salak sampagul do, rap tu ginjang, rap tutoru,” tuturnya.
Pensiunan ASN Dinas Pendidikan Sumut ini menegaskan, pihaknya juga bertekat akan turun ke Tapsel untuk mengawasi seluruh tahapan pilkada, menjaga situasi kamtibmas dan kondusif.
Selama ini, Tajuddin melihat pemerataan pendidikan belum terjadi di Tapsel. Misalnya SMK harus ada di setiap kecamatan.
Tajuddin juga sangat prihatin dengan peredaran narkoba di Tapsel yang semakin massif merusak anak muda penerus bangsa.
“Jadi kita akan serius bersinergi dan bekerjasama dengan Kapolres Tapsel untuk memberantasnya. Kalau perlu kita akan usulkan peraturan adat dan desa untuk mengusir dari desa pengguna narkoba ini,” tegasnya.
Terakhir, Tajuddin menilai pemerintah selama ini belum sungguh-sungguh untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat, terutama pendidikan, kesehatan.
Kemiskinan dan pengangguran terbuka sangat perlu dibuat terobosan dengan menciptakan lapangan kerja bidang industri.
“Dan kita yakin, dengan segenap kapabalitas dan pengalaman yang dimilikinya, sosok Suheri Harahap cukup tepat dan kompeten untuk menyelesaikan itu semua,” pungkasnya. (*)