Site icon TAJDID.ID

Pentingnya Waktu dalam Kehidupan Muslim

Segala sesuatu, ketika hilang, dapat diperoleh kembali, kecuali waktu. Jika hilang, tidak ada harapan untuk mendapatkannya kembali. Itulah sebabnya waktu adalah hal yang paling berharga bisa dimiliki dalam kehidupan ini.

Tidak diragukan lagi, Islam adalah agama yang sangat memandang penting dan menghargai waktu. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah SWT di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS 10:6)

Selain itu, Islam juga mendistribusikan ajaran ibadahnya yang luar biasa ke seluruh bagian hari, bulan dan tahun  untuk membentuk sistem yang akurat dan tepat yang mengatur kehidupan Islam dan mengukurnya dengan hitungan menit, mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Maka bertasbihlah kepada Allah SWT di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, (Ar-Rum 30:17)

Di dalam Tafsir Al-Jalalain dijelaskan,  (Maka bertasbihlah kepada Allah) maksudnya shalatlah kalian (di waktu kalian berada di petang hari) di kala kalian memasuki petang hari; di dalam waktu ini terdapat dua shalat, yaitu salat Magrib dan salat Isyak (dan di waktu kalian berada di waktu subuh) sewaktu kalian memasuki pagi hari di dalam waktu ini terdapat salat subuh.

“Dan bagi-Nya-lah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur”. (Ar-Rum 30:18).

Menurut Tafsir Al-Jalalain, makna kalimat “Dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi”  pada ayat di atas merupakan jumlah i’tirad. Maksudnya,  Dia dipuji oleh penduduk langit dan bumi (dan di waktu kalian berada pada petang hari) diathafkan kepada lafal hiina yang ada pada ayat sebelumnya; di dalam waktu ini terdapat salat Isya (dan sewaktu kalian berada di waktu Zuhur) yakni di waktu kalian memasuki tengah hari, yang pada waktu itu terdapat salat Zuhur.

***

Umur manusia adalah modal besarnya yang akan ditanyakan pada Hari Penghakiman kelak. Manusia akan ditanya tentang bagaimana dia menngisi dan menghabiskan umurnya. Terkait hal ini Nabi SAW bersabda:

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) Pertama, tentang umurnya dihabiskan untuk apa. Kedua, tentang ilmunya diamalkan atau tidak. Ketiga, tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. Keempat, tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.” (HR Tirmidzi)

Berikut ada beberapa karakteristik waktu yang penting dipahami oleh seorang muslim.

Pertama, waktu berlalu begitu cepat  seperti awan. Tidak peduli berapa lama manusia hidup dalam kehidupan ini, hidupnya singkat, karena kematian adalah akhir dari setiap makhluk hidup.

Ketika Nabi Nuh AS ditanya: “Wahai nabi yang hidup paling lama, bagaimana Anda menemukan dunia ini?”. Lantas ia berkata: “Itu seperti sebuah rumah yang memiliki dua pintu. Saya masuk dari salah satu dari mereka dan keluar melalui yang lain.”

Kiranya inilah yang diungkapkan oleh al-Quran dengan menyebutkan bahwa masa hidupnya adalah singkat, setelah mati dan pada hari kiamat. Allah SWT berfirman:

“Pada hari ketika mereka melihat hari iamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari,” (An Naazi’at 79: 46)

Kedua, waktu tidak dapat dikompensasi. Apa pun yang terjadi waktu tidak bisa kembali dan diputar ulang. Makna ini diungkapkan oleh Al-Hasan Al-Basri ketika dia berkata: “Setiap hari panggilan, mengatakan: ‘Wahai anak Adam, aku adalah ciptaan baru dan aku adalah saksi atas perbuatanmu, jadi ambil ketentuan dari saya karena jika saya lulus, saya tidak kembali sampai Hari Pengadilan”.

Ketiga, waktu adalah hal yang paling berharga yang dapat dimiliki manusia. Berharganya waktu dikaitkan dengan kenyataan bahwa itu adalah wadah dari semua perbuatan. Padahal, itu adalah modal nyata manusia, baik secara individual maupun sosial.

Waktu bukan hanya emas seperti pepatah umum, tetapi lebih berharga dari emas, intan dan mutiara. Waktu adalah hidup. Sesungguhnya, kehidupan manusia tidak lain adalah waktu yang diberikan kepadanya sejak hari kelahirannya sampai hari kematiannya.

Al-Hasan Al-Basri berkata: “Wahai putra Adam, sesungguhnya kamu tidak lain hanyalah beberapa hari … setiap kali sehari binasa sebagian dari dirimu binasa. Itu sebabnya kita harus tertarik untuk mengambil manfaat dari waktu.

Diantara berkah di mana banyak orang lalai dan sering tidak mensyukurinya adalah berkah dari waktu luang. Nabi SAW berkata: “Ada dua berkah di mana banyak orang mengalami kerugian: kesehatan dan waktu luang. ” (HR al-Bukhari).

Begitulah, sesungguhnya manusia tak perlu ragu mencintai kehidupan dan menginginkan hidup yang lama. Sebab umur panjang adalah salahsatu  berkah dari Allah SWT, jika seseorang menggunakannya untuk mendukung kebenaran dan melakukan amal shalih.

Rasululllah SAW bersabda: “Manakah di antara orang-orang yang terbaik?.  Dia berkata: “Orang yang hidup panjang umur dan melakukan perbuatan benar.” (HR at-Tirmizi). (*)


Artikel ini diramu dari pelbagai sumber.

Exit mobile version