Site icon TAJDID.ID

Suheri Harahap: Pekerja Asing di Tapsel Harus Hormati Adat dan Agama Lokal

Lokasi Pembangunan PLTA Batangtoru Tapsel. (Foto: kompas)

TAJDID.ID-Medan || Keberadaan ratusan Tenaga kerja Asing di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), terutama yang dipekerjakan di proyek pembangunan PLTA Batangtoru dan di tambang emas PT. Agincourt Resources Martabe Gold Mine terus mendapat sorotan dan jadi perbincangan publik.

Suheri Harahap MSi.

Ketua Pusat Studi Sosial dan Resolusi Konflik Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ( FIS UIN-SU) Suheri Harahap MSi  mengatakan, tentang masih adanya yang mempertanyakan keberadaan TKA di Tapsel itu dikarenakan beberapa hal, diantaranya soal legalitas, jumlah dan kontrak kerja para TKA tersebut.

“Untuk menjawab keresahan masyarakat itu, maka pemerintah harus memberikan penjelasan dan pengawasan intensif terkait keberadaan TKA tersebut,” ujarnya Ketua Generasi Muda Martabe Tapsel Sumut ini di Medan, Kamis (29/8).

Jika tidak ditangani secara baik, ia dikhawatirkanakan terjadi benturan dengan budaya dan agama lokal. Adaptasi, bahasa dan kebiasaan sering menjadi masalah. “Ini harus jadi perhatian pemerintah,” sebutnya.

Kemudian seiring dengan itu, ia menyarankan respon masyarakat lokal sebaiknya positif dan siap bersaing dengan TKA.

“Jangan sampai terjadi perlawanan yang akan merugikan kita sendiri. ‘Batangtoru berdarah’ cukup menjadi pengalaman terhadap penolakan anti tambang,” ujarnya.

Menurutnya, kedepan yang perlu dilakukan adalah mendorong peningkatan kemampuan dan daya tahan pekerja lokal dengan gaji UMP di tengah persaingan pekerja asing.

Dalam kondisi sekarang ini yang penting digalakkan gerakan perubahan kultural dan mentalitas baru bagi generasi millenial untuk membangkitkan kesadaran atas ketertinggalan SDM masyarakat tapsel.

“Karenanya kita mendesak pemerintah biar berlaku adil dan memberi dukungan serta pelatihan kepada pekerja lokal,” tegas Suheri..

Tambang emas PT. Agincourt Resources Martabe Gold Mine

Selain itu, Suheri meminta agar para ilmuan putra-putri Tapsel, baik yang berada di Tapsel atau yang di perantauan, agar mentransfer pengetahuan dan pengalamannya untuk memajukan Tapsel.

Kedepan, ia berharap semoga ada solusi segera dan cepat sebelum terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan bersama.

“Semoga rakyat kita semakin sadar, berharga dan berwibawa dimata perusahaan asing di daerah kita ini.  Jangan pula mereka pikir kalau sudah ada perhatian sosial, pembagian sembako, bansos, mereka anggap sudah hebat,” pungkasnya. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana meningkatkan kualitas SDM masyarakat Tapsel, sehingga dapat bersaing dan menjadi tuan di rumah sendiri,” pungkasnya (*)


 

Exit mobile version