TAJDID.ID-Medan || Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bekerjasama dengan Sekolah Manajemen BUMDES (SMB) dan bumdes.id menggelar “Training of Trainers Pendamping BUMDes”.
Kegiatan yang diagendakan selama tiga hari ini (26-28 Agustus 2019) ini dibuka langsung oleh Rektor UMSU Dr Agussani MAP dan menghadirkan Sekretaris Jenderal Forum BUMDes Indonesia Rudy Suryanto SE MAcc AK CA sebagai pemateri utama. Tampak juga hadir Wakil Rektor I Dr Muhammad Arifin Gultom SH MHum dan Sekretaris Universitas Gunawan SPdI MTh.
Dalam sambutannya, Ketua panitia Rimbawati ST MT menjelaskan, bahwa kegiatan ToT terlaksanan berkat kerjasama UMSU dengan Sekolah Manajemen BUMDes(SMB) dan Bumdes.id.
“Progaram ToT ini diikuti 38 orang dosen dari seluruh fakultas yang ada di UMSU,” ujar Kabid. Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM UMSU ini di Auditorium FKIP UMSU, Jl. Kapten Mukhtar Basri, Medan, Senin (26/8/2019).
Kemudian, dalam arahanya saat membuka acara, Rektor UMSU Dr Agussani MAP menyampaikan apresiasi karena UMSU telah dipercaya untuk menyelenggarakan kegiatan penting seperti “Training of Trainers Pendamping BUMDes” ini.
Ia mengungkapkan, selama ini UMSU sangat intens membangun kerjasama berkolaborasi dan bersenergi dengan pelbagai pihak, termasuk pemerintah, dalam rangka akselerasi pembangunan menuju kemandirian bangsa, termasuk pembangunan desa. Ini merupakan bentuk kebijakan dan strategi UMSU dalam mengoptimalkan Tri Darma Perguruan Tinggi, salahsatunya pengabdian masyarakat.
“Kita ingin lembaga-lembaga yang ada di UMSU bukan cuma bergerak secara internal dalam kampus, tapi juga kita proyeksikan mampu melebarkan sayap ke luar, memberikan kontribusi positif bagi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan bangsa,” sebutnya.
Ia berharap kegiatan ini akan member manfaat, bukan cuma bagi UMSU, tapi juga bagi kemajuan pembangunan desa, khususnya di Sumatera Utara.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Forum BUMDes Indonesia, Rudy Suryanto SE MAcc AK CA memaparkan, bahwa BUMDes merupakan lembaga ekonomi yang lahir bersamaan dengan lahirnya Undang-Undang Desa. Berbeda dengan koperasi yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat, BUMDes dalam hal ini menjadi hak sepenuhnya bagi seluruh masyarakat desa.
Menurutnya, sekarang keberadaan desa itu sangat berbeda. Jika dulu di zaman PNPM desa hanya diberikan dana atau uang, maka sekarang desa selain diberi uang juga diberi wewenang untuk mengelolanya.
“Uang yang sudah digelontorkan untuk desa selama 5 tahun terakhir berjumlah Rp 257 Triliun, dan rencananya 5 tahun kedepan anggarannya akan dinaikkan menjadi Rp 400 Triliun,” ungkapnya
Dijelaskannya, hingga Desember 2018 61 persen desa telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau terbentuk 45.549 unit BUMDes di Indonesia. Jumlah ini meningkat tajam dari tahun 2014 yang hanya memiliki 1.022 BUMDes.
“Jadi ada sekitar 40 persen desa lagi yang belum punya BUMDes. Dan inilah tantangan kita ke depan. target kita satu desa 1 BUMDes, “ ujar founder bumdes.id ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, bicara BUMDes bukan cuma soal kuantitas, tapi sangat penting juga memperhatikan kualitas. Diakuinya sejauh ini baru 6,7 persen BUMDes yang dikategorikan maju, selebihnya masih perlu pembinaan dan pembenahan. Dan kelemahan mendasar yang selama ini melilit BUMDes adalah persoalan Sumber Daya Manusia.
Karena itu, kata Rudy, dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan SDM BUMDes ini peran perguruan tinggi sangan vital dan strategis.
“Dalam konteks ini kita sangat memerlukan partisipasi perguruan tinggi untuk bisa memberikan pencerahan dan pemberdayaan agar SDM BUMDes ini bisa ditingkatkan,” katanya.
Dikatakannya, aspek penelitan dan pengabdian sangat diperlukan dalam rangka peningkatan SDM BUMDes. Kunci sukses untuk mensejahterakan masyarakat dalam membangun desa adalah kuatnya sentuhan inisiasi, inovasi, kreasi dan kerjasama antara aparat desa dengan masyarakat dalam mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama.
“Pembangunan desa tidak mungkin bisa dilakukan aparat desa sendiri, tapi perlu dukungan, prakarsa, dan peran aktif dari masyarakat, baik praktisi maupun akademisi. Perguruan Tinggi memiliki banyak SDM unggul dan pengetahuan yang bisa diaplikasikan ke desa,” tegasnya. (*)