Masih ada doa
yang diucapkan sambil menangis
tetapi orang-orang melihat
dan mendengarkan sebagai gerak
dan suara tertawa
Masih ada doa
yang bermata air dari keprihatinan
dari kemarahan, dari ketidakmengartian
tetapi orang-oarang menangkapnya
sebagai keramahan dan kalemahan
Masih ada doa
yang berproses bersama luka, bersama kelelahan,
bersaama penindasan, penghinaan, penyerimpungan
dan penghadangan
tetapi orang-orang merasakannya
sebagai kenikmatan dan kesyukuran
Masih ada doa
yang pahit karena berakar pada keikhlasan
melihat kekonyolan, pertarungan, perebutan jabatan,
perebutan harta, perebutan kesempatan
perlombaan mengibarkan nama, dan
kebuntuan-kebuntuan langkah
dari jiwa-jiwa kerdil,
tetapi orang-orang menganggapnya
sebagai hijan madu
yang harus dijilat ramai-ramai
Masih ada doa
yang lahir dari luka
tapi orang-orang menghayatinya
sebagai pesta
Masih ada doa
yang matang bersama kakhawatiran
dan kecemasan atas zaman yang
dipadati oleh virus-virus jiwa,
tetapi orang-orang menyebutnya
dengan bertepuk tangan gembira
Masih ada doa-doa panjang
dari jiwamu yang pasrah
tetapi orang-orang yak memahami
makna-maknanya.